Sabtu, 23 Maret 2013

Mencintai : Sejantan 'Ali dan Sesabar Fathimah

Kisah ini dikutip dari buku "Jalan Cinta Para Pejuang" tulisan Ust. Salim A. Fillah dengan judul asli "Mencintai Sejantan 'Ali"
Jujur kisah ini benar-benar menginspirasi saya akan bagaimana cara kita bertanggung-jawab atas hati dan perasaan terhadap seseorang, meski cinta terhadap lawan jenis itu fitroh tapi tetap akhirat menjadi tempat kalkulasi akhirnya ketika kita tak bisa menjaganya. Dan semoga kisah ini juga bisa menginspirasi sohib-sohib yang lain.

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya.

Rabu, 20 Maret 2013

Hastabrata : Hendaknya Pemimpin Bangsa Memahaminya


"dene wajibe nata, berbudi bawa leksana"
(sedangkan kewajiban seorang raja, memiliki akhlak yang disebut berbudi bawa leksana)
Sebagai seorang Top Level Manager, tak jarang ditemui kejadian yang membutuhkan perhatian khusus dan membingungkan. Begitu pula seorang pemimpin dalam sebuah organisasi yang selalu dituntut untuk bersikap bijak dan adil dalam menghadapi berbagai permasalahan. Jika pemimpin itu tak punya pegangan yang kuat, dia bersama organisasi yang dipimpinnya cepat atau lambat pasti akan menemui kehancuran. Oleh karena itu, hampir semua pemimpin berbondong-bondong mencari teori kepemimpinan yang paling baik dan tepat untuk diterapkan.

Untukmu, sahabatku

"Orang sukses bertahan lebih lama dari yang dia mampu. Orang gagal menyerah lebih cepat dari yang bisa dia lakukan"
          Memang tak mudah berada dibawah. Melihat yang lain terbang dengan  sayap kecemerlangan, seakan menjadi cuka bagi hati kita yang tengah terluka. Memang tak mudah berada di belakang. Melihat yang lain berlari jauh didepan, membuat kita berfikir, andai saja kita tak menjadi bagian dari persaingan.
       Namun semuanya telah berjalan, kawan.. maka dalam kondisi ini, ada pilihan yang harus diputuskan. Lanjutkan perjuangan dengan 2 kemungkinan : mati atau menang, atau mundur dengan 2 kepastian: aman, tapi kita menjadi pecundang.
        IP atau nilai (mark, bukan value)bukan ukuran kesuksesan, kawan.. memang itu sekarang penting, dan harus diusahakan. Tapi jangan sampai, potensi kita tertutupi hanya karena -maaf- ambisi kita untuk mengejar bulatan angka-angka  yang disebut IP. Saya sedikit tersadar ketika ada yang mengatakan pada saya sebuah hal. “jangan pernah bersedih dengan pencapaian bulatan angka-angka itu. Karena setahuku, mama-papa hanya berdoa agar ilmu mu bermanfaat. Tidak lebih.”. penting mana, IP baik dan kebermanfaatan ilmu ? jawabnya, sama-sama pentingnya. Tapi andai hanya ada dua pilihan, saya akan memilih yang kedua.  Karena sekarang, kawan.. kita sedang masuk dalam sistem penilaian kampus. Tak ada ke-objektivan sempurna didalamnya. Tidak semua hal akan berjalan linear. Kemampuan kita yang menurut kita sudah pantas untuk mendapat nilai A, bisa saja hanya keluar nilai B. Lalu, bagaimana kita menyikapinya? Mainkan peran, kawan. Mainkan peran kita. Saat berada dibawah, mainkan peran sebagai orang sabar. Terus berusaha untuk bangkit. Saat berada diatas, mainkan peran sebagai orang yang bersyukur. Pertahankan agar kita terus berada disana.

      IP memang penting untuk saat ini, tapi dinamika kampus hanya akan melahirkan orang-orang hebat yang sejak dibangku perkuliahan bukan hanya mampu mengukirkan namanya pada bulatan angka-angka itu. Tapi dia yang mampu mencatatkan sendiri namanya pada aspek yang jauh lebih rumit. Kepemimpinan, spiritual, kedewasaan, dan pembuktian bahwa ilmunya mampu bermanfaat bagi orang disekitarnya sebelum selesai masa studinya,  itu jauh lebih berharga dari sekedar tertuangnya tinta hitam diatas lembaran kertas putih.

        Dan agaknya kita sepakat, nama-nama besar yang sekarang mendunia dan menyejarah, bukanlah mereka yang “selalu cemerlang ” dalam bidang yang dia tekuni, tapi dia yang selalu berjuang melawan kekurangannya agar dunia tak hanya mencatatat namanya sebagai figuran dalam sebuah ajang. Dan itu tak mudah. Dan itu tak seperti merebus air yang akan mendidih hanya dengan kita tunggui. butuh kerja keras untuk mendapatkannya.

      “Bangkit sebanyak engkau gagal”, jauh lebih indah dari “tidak pernah merasakan kegagalan”. Karena setiap keringat yang keluar dalam rangkaian perjuanganmu, adalah bukti bahwa engkaulah orang yang PALING PANTAS untuk bercerita tentang perjuangan dan kesuksesan. Karena kaulah aktornya. Karena kau sendiri yang pernah memperjuangkannya.   

      Kegagalan yang kau dapatkan di masa lalu, biarkan ia terkubur dalam sebuah kenangan. Mungkin ada beberapa orang yang masih mengenangnya. Tapi masa depanmu.. raihlah dia dengan usaha terbaikmu.. karena dunia akan mengenangnmu dengan itu.

         Brother..kita tahu, nama Edison akan tertap besar hingga akhir kehidupan nanti. Walau kita juga tahu, lampu buatan Edison mungkin tak lagi dipakai. Karya yang benar-benar lahir dari tangannya mungkin tak lagi digunakan. Karena memang bukan karena lampu Edison menjadi hebat. Karena memang bukan dengan lampu dia menginspirasi dunia. Namanya menyejarah karena kegagalannya. Dia menginspirasi dunia karena kerja kerasnya. Andai Tuhan tak pernah menciptakan kegagalan untuknya, dan andai Edison memilih untuk tidak bekerja keras menjawab tantangan Tuhan, namanya mungkin hanya akan dikenang sebagai ilmuwan. Bukan ilmuwan besar.



        Maka kesimpulannya, saudaraku, agar dunia menuliskan nama kita diatas prasasti sejarah, kita memerlukan 2 hal : kegagalan dan perjuangan. Dan jika saat ini kita mendapatkan yang pertama, bersyukurlah.. karena kita tinggal menyiapkan yang kedua untuk mendapatkannya..

        Sekali lagi, orang sukses bertahan lebih lama dari yang dia mampu. Orang gagal menyerah lebih cepat dari yang bisa dia lakukan.

           Selamat berjuang, aku tahu apa yang kamu rasakan saat ini.. walau mungkin tak ada waktu untuk bertemu dan bercerita seperti dulu. Tapi sepertinya, sudah menjadi peranku berada dibelakang sahabat-sahabatku saat mereka membutuhkanku persis saat mereka dibelakangku ketika aku membutuhkannya.

Prosa : Kaca Yang Berdebu

            Kali ini saya akan memparafrasekan sebuah syair lagu yang menurut saya liriknya amat sangat sederhana namun pemaknaannya yang holistik membuat kita benar-benar berpikir bagaimana kita selayaknya memperlakukan ciptaan Allah yang paling indah. Dan kebetulan sekali ini adalah salah satu lagu favorit saya, judulnya adalah “Kaca Yang Berdebu” yang diambil dari album “Bahasa Jiwa” dan Maidany sebagai Munsyidnya.
           Pertama kita kaji dulu kenapa diambil judul “Kaca Yang Berdebu”? Wanita adalah salah satu ciptaan-Nya yang dijadikan indah di mata kita oleh Allah SWT, sebegitu indahnya diibaratkan sebuah kaca yang bening dengan hakikat wanita itu memang suci dan benar-benar amat sangat suci. Namun wanita tetaplah manusia biasa “Al-insaanu makhalul khoto’ wan nisyaan” yang juga bisa berbuat salah dan ini diibaratkan debu yang menempel di kaca bening tersebut. Next, kita langsung masuk ke syair.

Selasa, 19 Maret 2013

Serat Sastra Gendhing : Terjemahan Bebas Lagu Dhandhanggula I

          Serat Sastra Gendhing merupakan sebuah karya hasil buah pikir Sultan Agung Hanyakrakusuma yang merupakan Raja Mataram (1613-1945) yang sangat adiluhung.  Di dalamnya berisi tentang ajaran-ajaran kebijakan yang mencakup ajaran mistis, sosial, politik dan filsafat. Salah satu kandungan isi dari Serat Satra Gendhing adalah 2 bait lagu Dhandhanggula yang menceritakan tentang 10 nasehat pegangan bagi orang hidup bermasyarakat.  Sedangkan Dhandhanggula itu sendiri adalah salah satu jenis dari 11 lagu macapat yang berkembang di Tanah Jawa.
            Dhandanggula, sesuai dengan namanya yang bermakna serba manis. Tembang ini membawakan suasana yang serba manis, menyenangkan, mengasyikkan, tembang tersebut sangat tepat untuk melahirkan perasaan yang menyenangkan, menguraikan ajaran yang baik mengasyikkan dan juga mengungkapkan rasa kasih. Lukisan tentang keindahan alam pun juga digunakan dengan tembang dhandanggula. 10 nasehat pegangan bagi orang hidup bermasyarakat, ini dia isinya.

Senin, 18 Maret 2013

Andai Semua Mahasiswa Kedokteran Mau Jadi Aktivis

          Semua orang memiliki waktu yang sama 24 jam sehari, 168 jam seminggu, 672 jam sebulan, dan seterusnya. Namun setiap orang memanfaatkan waktunya dengan cara yang berbeda-beda, entah itu untuk hal yang bermanfaat maupun yang tak bermanfaat. Mereka semua punya caranya masing-masing, begitu pula aktivis, orang-orang yang punya waktu lebih untuk bermanfaat untuk orang lain, mengabdi untuk negaranya, dan mempersembahkan yang terbaik untuk agamanya. Entah ia berkecimpung dalam aktivitas politik, dakwah, pengabdian masyarakat, dan apapun itu yang pasti aktivis selalu mencoba melakukan yang terbaik dalam hal baik serta berusaha bermanfaat untuk semuanya, begitupun aku.
         Terlepas dari kegiatan akademis di Fakultas Kedokteran yang sudah sangat cukup melelahkan, rasanya tubuh ini tak patut berdiam dan termangu menatapi segala carut-marut masalah kampus yang tak akan pernah selesai tanpa suatu pemikiran dan tindakan. Problem yang di hadapi pergerakan mahasiswa Fakultas Kedokteran setiap tahun selalu sama, sedikit orang yang mau mencucurkan keringatnya untuk suatu perubahan yang bisa dinikmati bersama, dan banyak orang yang rela pikirannya dibebani hanya untuk hal-hal akademis tanpa mau berpikir kemaslahatan umat.

Minggu, 10 Maret 2013

Kalahkan Rajanya : How to Influence People

     Saya mendapatkan beberapa pengalaman berharga dalam perjalanan saya ke tepian kota malang. Pulau sempu. Kebetulan sebelum berangkat, saya beberapa kali membolak-balik buku karangan Dale Carnegie yang berjudul how to win friend and influence people. Sebenarnya saya sudah beberapa kali membaca buku ini. Namun satu hal yang saya percayai. Ciri orang yang akan diberi keberkahan ilmu adalah dia yang tidak bosan dengan sebuah topik bahasan keilmuan, meskipun dia telah mendengar atau mempelajarinya berkali-kali. Dan saya memang senang membaca ulang beberapa poin materi dalam sebuah buku meskipun saya pernah menamatkannya. Maka tidak jarang teman-teman berkata “ngapain sih, buku udah beres dibaca lagi” dan saya Cuma menjawab “aku orang bloon, jon. Makanya kalau baca musti dua kali”.
     Oke. Back to the topic. Sampai di pinggiran pulau sempu, saya dan rombongan harus melewati perjalanan yang -normalnya- ditempuh selama 2 jam jalan kaki dengan track yang lumayan berat untuk sampai ke segoro anakan. Sebuah tempat yang dikelilingi oleh bukit, dimana ditengahnya ada air laut yang terperangkap. Its so beautiful. Cantik sekali.

Sabtu, 09 Maret 2013

Salam kenal dari Dokter Berpeci

Assalamua'alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah blog "Dokter Berpeci" ini akhirnya bisa rilis juga malam ini (Jum'at, 9 Maret 2013 pukul 22.40 WIB).
InsyaAllah kami akan memuat konten-konten tentang Islam, organisasi dan politik, ilmu pengetahuan, serta segala sisi menarik dari kehidupan manusia.
Semoga kami selaku admin disini bisa konsisten untuk bermanfaat lewat blog ini serta Allah meridhoi niat mulia kami.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.