Pasar Sebagai Pusat Keramaian
Tidak hanya pergerakan nasional saja
yang bermula dari pasar, sejarah besar kerajaan-kerajaan nusantara juga tak
pernah lepas dari peran para pedagang pasar. Mulai dari kerajaan Hindu-Budha yang diprakarsai
oleh Kutai, hingga kerajaan Islam Samudra Pasai, semua datang dari para pedagang
pasar. Pasar sebagai pusat keramaian menjadikannya tempat strategis untuk terjadinya
siklus perputaran. Tak hanya siklus perputaran uang, namun juga siklus
perputaran informasi, ini yang paling penting.
Peran
pasar yang amat sentral sebagai pusat keramaian orang membuat tuntutan para
manusia-manusianya membuat sebuah sistem agar segala sesuatu yang terjadi di dalam pasar teratur dan terus
berkembang, hingga menciptakan sebuah sistem pemerintahan yang mengatur banyak
orang, dan lebih berkembang lagi menjadi sebuah sistem ketatanegaraan. Dari
sistem tatanegara yang dimanifestasikan melalui kerajaan-kerajaan itulah, saat ini negara kita bisa berdiri
tegak.
Pasar
yang dipenuhi dengan profesi kalangan menengah ke bawah sekelas pedagang kecil, buruh/kuli
angkut, tukang becak, kusir delman, dan profesi-profesi lain menunjukkan bahwa pasar
adalah simbol ekonomi kerakyatan, dimana banyak rakyat kecil yang
menggantungkan hidupnya pada pasar tradisional.
Tahu
kenapa menjelang pemilihan presiden dan anggota legislatif pasar selalu ramai
dikunjungi para calon-calon manusia terpilih negara ini sebagai tempat untuk
pencitraan? Karena hampir semua kalangan mulai anak kecil, anak muda, orang tua
dengan status kaya maupun miskin, dengan tingkat intelektual rendah maupun
tinggi, semua berkumpul disini untuk berjual beli. Sehingga bisa kita lihat
pasar adalah tempat paling heterogen. Ini adalah sesuatu yang sangat potensial untuk
menjadikan pasar sebagai pusat pergerakan.
Mengembalikan Fungsi Pasar Sebagai Pusat Kegiatan Rakyat
Pasar di masa kekinian semakin
tersaingi dengan adanya masa modernisasi yang memunculkan supermarket ataupun
pusat perbelanjaan yang juga menyediakan bahan makanan pokok yang biasanya kita
temui di pasar. Tidak bisa dipungkiri masyarakat
Indonesia saat ini jauh lebih kritis dan lebih cerdas dalam menentukan pilihan.
Keadaan pasar tradisional yang identik dengan image kotor, panas, sesak, dan tidak nyaman memberikan masyarakat
pilihan lain untuk berbelanja beras, sayur-mayur, daging, dan kebutuhan pokok
di supermarket yang bersih dan nyaman serta memiliki barang dagangan yang
higienis, yang rela mereka tebus dengan harga lebih mahal.
Padahal
kalau boleh kita cermati, barang dagangan di pasar tradisional jauh lebih variatif dan
murah. Sayur-mayur dan daging di pasar tradisional pun juga jauh lebih segar daripada
di supermarket yang biasanya sudah beberapa hari diletakkan di lemari
pendingin. Kegiatan interaksi sosial antara pedagang dan pembeli tentunya
menawarkan suasana berbeda yang tidak ditemukan di supermarket.
Tentunya
hal paling mendasar yang perlu dibenahi sebelum kita bicara bagaimana agar
pasar kembali dikunjungi adalah struktur fisik pasar yang terkesan tua dan
usang perlu diremajakan serta direnovasi senyaman mungkin. Mungkin dengan
memasang atap yang kokoh dan lantai kedap air sehingga ketika hujan tidak bocor
dan menyebabkan genangan air dimana-mana. Kemudian kita berikan space yang lebih luas untuk tempat
parkir, jalanan pasar, dan juga memperbaiki toilet umum yang ada di pasar sehingga dengan
keadaan pasar yang lebih baik, tentunya pembeli juga akan lebih nyaman dan mau berlama-lama
berada disana.
Yang
kedua, kita berikan pelatihan untuk para pedagang tentang menjaga kebersihan
pasar, mulai dari kebersihan tempat berdagang hingga kebersihan barang
dagangannya. Untuk para pedagang perabot rumah tangga dan baju, ajarkan bagaimana agar barang
dagangan mereka tidak mudah berdebu, semisal menggunakan plastik penutup atau
apa saja yang membuat barang dagangan mereka lebih awet. Untuk para pedagang
daging dan ikan, ajarkan pada mereka tentang bagaimana memilih daging yang mereka ambil
dari produsen, kemudian ajarkan juga bagaimana agar daging tidak mudah busuk
dan mengemas daging menggunakan plastik sehingga tetap higienis. Untuk para
pedagang sayur, ajarkan pula bagaimana memilih sayur-mayur yang segar ketika baru tiba
dari produsen dan bagaimana cara menjaga kesegarannya agar tidak layu. Berikan
pengetahuan pula bagaimana menyimpan dan mengemas sayur menggunakan plastik
agar tetap higienis. Untuk para pedagang makanan dan jajanan pasar, berikan pengetahuan mereka agar
tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya dalam mengolah makanan, serta ajarkan mereka
bagaimana cara menjaga kebersihan makanan yang mereka jual sehingga tidak
merugikan konsumen. Semua itu demi menjaga kualitas barang dagangan pedagang
itu sendiri serta meningkatkan kepuasan konsumen.
Yang
ketiga, kita lakukan kerjasama dengan pemerintah kota/kabupaten dan dinas-dinas
terkait untuk menjadikan pasar tempat yang menarik untuk dikunjungi. Semisal
kita bekerjasama dengan dinas pariwisata untuk mengadakan festival makanan
tradisional atau festival jajanan pasar dengan harga yang lebih murah, yang tentunya acara ini berusaha mengajak masyarakat untuk
datang ke pasar. Tentu ini sangat efektif melihat mayoritas warga Kota Solo
yang suka dengan acara festival dan tontonan. Melihat potensi pasar sebagai
pusat keramaian kita bisa bekerjasama dengan dinas terkait untuk menyampaikan
informasi kepada masyarakat. Semisal mengadakan kerjasama dengan dinas
kesehatan untuk melakukan bakti sosial kesehatan dan sosialisasi
program-program pemerintah seperti BPJS yang mulai berlaku sejak tanggal 1
Januari 2014 kemarin. Tentunya masyarakat akan lebih sering datang ke pasar,
karena di pasar mereka tidak hanya mendapatkan barang-barang yang mereka
butuhkan namun juga informasi yang bermanfaat.
Yang tidak kalah penting kita juga harus dekat dengan
pedagang dan masyarakat agar mereka mau bergerak untuk tujuan besar kita
bersama, bagaimana caranya? Tentunya kawan-kawan di sini sudah jauh memulai ini semua, beberapa langkah awal yang
sudah ditempuh dengan mengadakan silaturrahmi, pengajian bersama, dan bakti
sosial dengan para pedagang yang tentunya itu akan lebih mendekatkan kita
dengan para pedagang. Semua tugas-tugas besar tadi bukan hanya tanggung jawab
pemerintah semata, namun di sini kita sebagai kaum muda tentunya juga memiliki tanggung jawab yang
besar untuk ambil bagian menggerakkan dan mengajak masyarakat untuk kembali
memakmurkan pasar, utamanya para kaum muda yang lain, yang mulai jarang terlihat di pasar
karena gengsi dan sudah terlalu nyaman dengan suasana pusat perbelanjaan.
Dengan mencoba menarik waktu jauh ke belakang
dan mencoba memahami keadaan di masa kekinian,
semoga artikel ini bisa menjadi perenungan bersama betapa sangat berartinya
pasar tradisional. Ayo bersama kita lestarikan kembali pasar tradisional
sebagai cagar budaya warisan nenek moyang kita dulu dan menjadikannya pusat kegiatan
rakyat. Hidup Mahasiswa!!! Hidup Mahasiswa!!! Hidup Rakyat Indonesia!!!
0 komentar:
Posting Komentar