terkadang diam menjadi pilihan
tatkala yang lain bersua tanpa arahan
mungkin bait tulisan menjadi acuan
ketika lantang tak merubah tujuan
puisiku
diamku
mengental syahdu
menyeruak dari otakku
tulisan yang beronak adalah sepenggal cercah cahaya
menerangi mulut yang terkadang suram membungkam
menelanjangi kata-kata yang terkadang menggelapkan terang
mengungkapkan yang tak biasa terungkap indera
halaman ini saya persembahkan untuk ekspresi jiwa yang tak terucap oleh kata
terkadang menulis puisi membuka pintu bungkam dalam kalimat nyata
biarkan isi hati meluap dalam balutan sajak dan rima
ini semua hanya antara aku dan pikiranku, antara kamu dan pikiranmu
karena semuanya bebas menulis disini
karena semuanya bebas menulis disini
PAGI SYAHDU BERSAMAMU
BalasHapusTak ada yang lebih menyenangkan
Selain bercumbu dengan keramaian
Orang-orang yang berpadu
Kata-kata yang berseru
Aku masih berkutat dengan tinta dan lembaran kayu
Menggores gambar yang tak berubah
Menulis namaku bersambung roboh
Ditimpal tinta warna merah
Aku masih memandangmu
Aku masih melihatmu
Duhai gadis gamis ungu
Aku masih seperti yang dulu
MENULIS RINDU
BalasHapusSekarang aku tak perlu menulis rindu
Menulis tentangmu hanya membuang tinta merahku
Aku berhenti menulis
Karena aku hanyak cukup merindu
Tak ada kata yang terucap
Tak ada muka yang bertatap
Tak ada rasa yang menancap
Yang aku tau kau pernah ada, tetap ada, dan selalu ada dalam balutan rinduku
sebait rindu
Hapusbiarkan rindu bercuap
hati tak kan selalu berucap
walau air mata selalu meratap
pastilah selalu tangan kan mengusap
Allah pasti akan tanggap
HapusAkan hati kita yang berhimpun dan berharap
Meski pandangan tak pernah bertatap
Semoga kelak ijabku atas dirimu terucap
terikat ijab ucapan syahdu
Hapusterikat janji dalam bermadu
selalu ingat Allah maha tahu
tempatkan niat dalam doa selalulah kan mengadu
sampai akhir masa aku dirimu menjadi satu
meski raga tak mungkin bersatu
Hapusteringin mata yang selalu pilu
walau kalbu menggerus ragu
tetaplah kau percaya Sang penggerak kalbu
dari Hawa yang slalu kau rindu
SENJA HARI INI
BalasHapusSore merebak menggiring awan-awan
Mereka tak tahu kemana berjalan
Angin juga hanya berhembus sekenanya
Meniup dedaunan menari gemulai
Hari ini ramadhan yang kesembilan
Batin ini masih seperti senja yang kemarin
Mencumbui langit merah senja
Kerinduan yang mengental menanti adzan
Aku masih duduk
Sendiri
Tanpa teman
Namun bersama-Mu
BOSAN BERDOA
BalasHapusAku bosan mendoakanmu
Karena aku malu selalu mengulang nama yang sama
Aku bosan mendoakanmu
Karena Allah tau aku akan menyebut namamu
Aku bosan mendoakanmu
Karena tanpa kuminta Allah akan tetap menjagamu
Aku bosan mendoakanmu
Karena pasti Allah senantiasa melindungimu
Aku bosan mendoakanmu
Karena tanpa kusadari aku tak bisa berhenti mendoakanmu
Aku bosaaaannnn!!!
Benar-benar bosaaaaaannn!!!
Satu hal yang tak pernah kurasa bosan
Berdoa suatu saat kita akan bertemu dalam mahligai cinta yang syahdu
AKU YANG MENGANDAI
BalasHapusAnda bulan malam ini bisa bersaksi
Ia mungkin hanya berucap
Betapa berpendarnya wajahmu mengalahkan sinarnya
Anda bintang malam ini bisa bersaksi
Ia mungkin hanya berucap
Betapa indah kedip matamu mengalahkan kelipnya
Andai langit malam ini bisa bersaksi
Ia mungkin hanya berucap
Betapa terang rona jiwamu mengalahkan gelapnya
Andai aku malam ini bisa bersaksi
Aku hanya ingin berucap
Betapa merindunya aku mengalahkan rinduku malam kemarin
TAK LAGI PEDULI
BalasHapusJarum jam masih memacu cepat pukul 23:57
Beberapa menit lagi semua kelu ini akan berpindah hari
Dan apakah kau masih tetap akan peduli?
Tak masalah kalau masih ada kata nanti
Yang tak ku mau hanya kata yang tiada
Karena semakin panjang waktu, rinduku dibakar api
Aku cuma takut, ketika hati tak akan bermesrah lagi seperti sedia kala
Seperti yang dibasahkan lidah
Kalaupun yang tersisa cuma nanah dan darah
Tak apalah
Semoga masih ada bidadari yang masih mau peduli
pasti
BalasHapusberawal dari sebuah nama
hamba sahaya berlaku,
hamba berucap,
hamba bersujud,
demi sebuah nama,
demi awal, dan akhir yang pasti
untuk melihat yang semu
yang ada di akhir perjalanan nanti
DALAM MASJID (SURAU) KAMI
BalasHapusempat selasar tempatnya
berpaling selasar utara, qur;an di baca
berpaling selasar timur, i'tikaf tiada kata
berpaling selasar selatan, sujud tiada merasa
berpaling selasar barat, gerbang terbuka
berpaling pada kami,
tidak bertempat, mencari kami di selasar
tidak berjumpa kami di selasar,
menemukan kami di pasar,
berlarilah Kami!!
selasar menunggumu,
sekarang selasar sepi,
berguling lalu tanah berdebu
Sungguh tiada ucapanmu yang salah akhi
HapusTadarusan di masjid tadi layaknya berteman sepi
Pemuda-pemudanya sudah tak peduli
Semoga kita masih mendapat panggilan hati
Untuk memakmurkan masjid (surau) kami
selama senja tak berlalu
Hapusbegitupun kami kan selalu mengadu
akan kesombongan diri yang tiada tahu malu
berpaling menuju salah satu selasar itu
kan berharap ampunan dan petunjuk atas kuasa-Mu
SAHABAT DALAM GELAP
BalasHapuskala cahaya menunjukkan dirinya
menunjukkan terang dan sinar gemerlap
menerangi tiap insan dalam diri
insan berjalan tanpa peduli
insan pun goyah
namun,
kan selalu bayangan di baliknya meninggi
menopang badan dan diri insan
memanjangkan pikiran dan mimpi insan
tapi, bayangan selalu tiada diperduli
dianjak ditindih setiap hari
bertubrukan dengan batu tak mengadu
suatu ketika cahaya tak kembali
insan pun seorang diri
tak bermandikan cahaya, lalu berpaling dirinya
melihat kebelakan, hai insan
dicarinya sahabatnya bayangan, namun
bayangan tak ada disana
hanya kegelapan hitam pekat tak berujung muara
insan sedih tak terkira
sahabatnya yang bersamanya telah tiada
dan tak terasa bulan pun menyinari
bulan sabit kala itu
menerangi insan dengan redup sinarnya
dalam kesedihannya dia menatap bulan itu
dan berusaha berdirilah insan, ditopang sebuah tangan hitam
menoleh lah insan sahabatnya telah kembali
bayangan tersenyum kaku, senyum sendu
mereka melepas rindu bermandikan bulan sabit di malam itu
Subhanallah, saya harus baca sampe 3x buat memahami maksudnya :)
HapusWC EDISI GABUNGAN
BalasHapusDari surga lapis ke tujuh sampai neraka lapis-lapis
Dari neraka lapis-lapis tembus ke merkurius
Dari merkurius loncat ke Venus
Dari venus Nyungsep di Bumi
Dari Bumi nyemplung Di Bengawan Solo
Hai...
Nama WC umur Suwidak limo, Kulo gerah matoh,
matursuwun jonegoro, saya sembuh
Sanggul-sanggul Batik mematik cantik mbatik
Jarik-jarik mbok.e pak.e pak dhe bu dhe
Buku tulis putih merah, putih biru, putih abu
Hati-hati penari menari mengelilingi matahari sampai bumi kembali ke nadi
Kuning-kuning berdendang dangdut dandang gendang kemplung
Bangga Saya pada WC
Sudah-sudah..
Saya mau WC
WC mana to?
Ya Wife country
Saya bangga dengannya
Waduh kang, pikiranku yo menari-nari memahami maksud tulisanem
HapusTapi apik kang, puisi kontemporer ngene iki sing saiki lagi ngetrend
Joss gandos!!!
Matur nuwun mampir
Bukan ngetrend, Lebih tepatnya inilah ciri khas seorang penyair untuk menyampaikan pikiran melalui sastra. Setiap penulis mempunyai style-nya masing-masing kakak
HapusSENJA HITAM
BalasHapusmenunggu senja tak kunjung memerah
perlahan di ujung langit sana menghitam
terpukul badai kala itu
langit mengernyitkan dahi mengelak dari pukulan badai,
tak pelak badai membuat tangis hujan menitik pada bumi
senja pun menghitam,
tak pelak berujung topan,
topan kala itu
menerjang semua kegelisahan
aku tak menahu kapan topan itu akan berhenti
dan dimana kah topan itu akan berhenti?
aku hanya tahu topan itu akan berlalu, meninggalkan kota ini
melewati senja hitam, kali ini
NEGERI INI TAK MUNGKIN BERGUNCANG TANPA MORAL
BalasHapusKucoba mengutip perkataan salah seorang pemuda yang telah membuat perubahan besar pada masanya.
“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya . Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”
Rasa-rasanya itu semua hanya menjadi sebuah omong kosong penuh retorika warisan zaman belaka, bukan masalah pada redakturnya, tapi coba lihat realitanya saat ini.
Apa mungkin bisa 10 pemuda yang cangkruk di angkringan warung kopi itu mengguncangkan dunia dengan obrolan-obrolan payah?
Apa mungkin bisa 10 pemuda geng motor itu mengguncangkan dunia dengan suara derum knalpot yang bikin pekak telinga?
Apa mungkin bisa 10 pemuda yang tawuran itu mengguncangkan dunia dengan batu-batu dan pentungan kayunya?
Apa mungkin bisa 10 pemuda pemakai narkoba mengguncangkan dunia dengan jarum suntik dan penghisap ganja?
Apa mungkin bisa 10 pemuda-pemudi yang genap 5 pasang itu sedang pacaran di sudut hotel melati mengguncangkan dunia dengan melahirkan bayi-bayi penggedor bangsa yang orang tuanya saja tak menginginkannya?
Maaf kalau pikiranku terlalu terpaku belenggu.
Mana mungkin ada 10 pemuda yang bisa mengguncangkan dunia kalau moral saja mereka tak punya? Miris!
PATOLOGI NEGERI
BalasHapusNegeri ini menangis pilu lagi syahdu
pemudanya tak lagi bermoral dan seakan tak punya pilihan
Memilih tak bertindak apa-apa, sekali bertindak tapi merusak
memilih untuk tak berkata apa-apa, sekali berkata tapi mencerca
Dimana sumpah pemuda yang dulu terikrar
atau hanya dokumen lusuh nan usang ditelan zaman
Hanya segelintir pemuda yang masih peduli nasib pertiwi
yang punya mimpi tinggi untuk mengubah negeri
Kita punya pilihan, untuk diam atau peduli?
RAMADHAN SAYANG
BalasHapusSayangku, nampaknya pertemuan kita yang sebulan ini terlalu amat singkat
detik-detik itu masih mengalir di penghujung kepergianmu.
Sayangku, maaf jika aku tak terlalu bisa membahagiakanamu di pertemuan singkat ini
semoga di tahun esok engkau masih berkenan bertemu denganku.
Sayangku, rasanya masih terlalu banyak hal yang perlu kuperbaiki bersamamu
aku tahu bukan karena engkau enggan disini, namun memang kau harus pergi ditelan waktu.
Sayangku, semoga kelak Allah mempertemukan kita lagi
aku masih merindukanmu, dan akan terus merindu.
POSESIF
BalasHapuspagi itu terlihat lagi olehku,
kerlingan, senyuman, dan indah parasmu
berontak...
inginku congkel indah matamu
inginku cabut indah senyum dan parasmu
untuk milikku
milikku sendiri
aku sudah di belakangmu
dengan berontak hati menggebu ini
namun sebuah tamparan keras mendarat di relung hatiku
ayat-ayat indah nan syahdu itu telah kembali
kembali mengingatkanku
bahwa engkau..
yang serba indah itu, masih kalah indah,
aku merasa salah
atas berontak tak berlogika itu,
ayat-ayat itu terlantun lagi,
dalam mulut, hati, dan pikiranku
menggantikan indah kerlingmu, indah senyummu
indah parasmu,
indah semu
BANGSA INI
BalasHapusMahasiswanya sudah tak lagi peduli
Pejabatnya sudah buta mata hati
Semua hanya memikirkan kejayaan diri sendiri
Menikmati hartanya untuk kepentingan pribadi
Lalu perlahan imbasnya terkena pertiwi
Tinggal hitungan detik lagi
Apa kita tetap mau seperti ini
Tega membiarkan Garuda tak mampu terbang tinggi
Mau mati atau bangkit kembali
Andaikan bangsa ini nyaris mati
Indonesia kan selalu di hati
Indonesia tetaplah Indonesia
HapusYang kaya akan budaya dan suku bahasa
Yang pernah dieluh-eluh manusia sluruh jagat raya
Yang pernah membabi buta dalam keberhasilan kemerdekaannya
Tak akan ia tinggal kenangan
Tak akan fenomena itu hanya sebagai sejarah rakitan
Sebuah kemungkinan besar akan senantiasa terlahir beriringan
Sebuah kemungkinan yang kita juga pertanggungjawabkan
Kemungkinan abadi yang sudah dimulai
Tapi belum dilumuri kesempurnaan mandiri
Kesempurnaan itu masih menanti
Calon-calon pemimpinnya yang sedang memperbaiki diri
jika aku boleh berbagi mimpi
BalasHapusaku akan bercerita bahwa aku memiliki sejuta mimpi
untuk diriku, untuk masa depan ku dan untuk negeri tercintaku
namun, semua butuh proses panjang
marilah berpikir bagaimana indonesia 2030
dan siapakah kita untuk saat itu?
terkadang mereka masih buta akan sebuah waktu
terkadang wacana sejarah merupakan dongeng yang membosankan
terkadang kita lelah untuk berpikir !
sekarang atau nanti, mari songsong semangat kita
mari beranjak dan bergerak
menuju perubahan dalam peradaban mulia
aku
mencintai indonesia
***Aku Cinta Kedokteran***
BalasHapusBenarkah Aku tlah jatuh cinta?
Dengan siapa?
Ilmu kedokteran...
Iya!!! Alhamdulillah...