“Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim :
7)
Sering sekali terkadang
kita kurang bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan kepada kita.
Berjuta-juta karunia baik secara fisik jasmani, rohani, hidup, lingkungan
keluarga dan berbagai macam karunia yang lain. Dan ini yang baru saya sadari
kemarin. Sering sekali kita mengeluh dengan apa yang telah diberikan Allah.
Mungkin dulu kita sering mengeluh, atau bahkan sampai sekarang kita masih
sering mengeluh, kenapa aku tidak dilahirkan dikeluarga fulan yang kaya dan
orang tuanya baik, kenapa aku tidak dilahirkan tinggi dengan wajah yang enak
dipandang, kenapa aku dilahirkan tidak pintardan tak mampu bersaing dalam hal
akademis, dan begiru banyak pertanyaan mengapa yang muncul karena kita terlalu
sering tidak bersyukur.
Sama akupun begitu,
sejak SD bertanya-tanya kenapa aku dilahirkan tidak tinggi dan gendut serta
punya tahi lalat yang semakin besar di atas bibir. Sampai akhirnya ketika SMA
aku mati-matian buat ngurusin badan, tapi kalau yang ini tentu saja untuk tubuh
yang lebih sehat dan bugar. Tapi mungkin aku sedikit berpikir ketika memutuskan
untuk melakukan operasi elektrokauter dengan tujuan mengambil tahi lalat yang
hampir berdiameter 1cm diwajah untuk tujuan estetika. Tapi untuk masalah tinggi
aku sudah tak punya harapan nampaknya dan jalan terakhir memang bersyukur, dan
memang harusnya dari awal aku bersyukur. Harusnya lebih bersyukur lagi ketika
Allah memberikan banyak sekali kelebihan yang aku miliki disamping memang setiap
manusia juga punya kelemahan.
Pasca KKN kemarin berat badanku naik drastis, sehingga
aku memutuskan untuk kembali melakukan program diet ketat. Genap sebulan
melakukan latihan rutin di pusat kebugaran membuat berat badan turun 8kg serta
beberapa bagian otot mulai mengalami hipertrofi dan hiperplasi, well tentu saja senang dong. Tapi bukan
ini masalahnya, ketika jadwal latihan kaki kemarin aku bertemu dengan senior
pusat kebugaran yang sudah 7 bulan lebih dulu rutin latihan. Jangan tanya berat
badannya dulu jauh lebih diatasku. Kemudian beliau menawariku untuk diajari
latihan kaki dengan beban dan intensitas lebih dari biasanya, tak ada kata lain
selain “ya” tentu saja.
Nah disinilah saya
mulai berubah pikiran, pertama tentu saja dia menyoroti bentuk pahaku yang
menimbun banyak sekali lemak “latihan kaki buat ngecilin paha ya?”, tanya dia.
Kemudian ia memaksaku untuk squat dengan beban 2x15kg kanan kiri dengan tujuan
menguatkan M.pectineus, M.adductor longus,
dan M.gracilis. Setelah itu melakukan
leg press untuk penguatan hamstring &
quadriceps femoris dengan beban 2x110kg (ukuran pemula biasanya maksimal
2x40kg), tentu saja ini beban yang tak wajar untuk orang yang belum ada sebulan
latihan di pusat kebugaran. Ketika sudah mulai kelelahan kemudian ia menasihati,”Pahamu
itu gede, seharusnya kamu bersyukur dilahirkan secara anatomis seperti itu.
Jangankan cewek yang lihat, cowok aja pengen punya paha besar gitu. Pertama
kali aku lihat kakimu tu aku yakin kuat banget, makanya harus dipaksa buat
berani pake beban yang berat banget. Orang body
contest itu yang pertama dinilai bentuk paha, banyak cowok yang pengen
kalau lihat pahamu itu. Mungkin sekarang kelihatan gendut banget, tapi ntar
kalau udah kering dan lemaknya habis bentuknya bisa bagus. Ayo dikeluarin lagi semangatnya”. Tentu saja aku sekejap
berubah pikiran, dimana setiap hari selalu mengeluh kapan ini paha kurusan dan
jadi kecil, tapi sekarang jadi semakin bersyukur dilahirkan dengan kondisi
gendut paha. Kemudian latihan dilanjutkan untuk mengisolasi hamstring muscle yang biasanya dengan
beban 40kg dinaikkan hingga 80kg, dan M.quadriceps
femoris yang biasanya 40kg jadi 100kg (beban maksimal). Orang-orang banyak
yang tak percaya memang dengan kekuatan kakiku untuk ukuran member belum ada 1
bulan, bahkan aku sendiri pun tak percaya.
Tapi itulah makna
dibalik setiap ciptaan yang Allah berikan pada kita. Mungkin kita berpikir
bahwa banyak sekali kekurangan di fisik kita, ataupun kekurangan-kekurangan yang
lain. Tapi cobalah berpikir ulang, bisa jadi Allah juga memberikanmu banyak
kelebihan, atau bahkan hal yang menurutmu suatu kekurangan itu adalah suatu
kelebihan, hanya saja kita belum tahu. Senantiasalah bersyukur, insyaAllah akan
selalu banyak nikmat lagi yang akan Dia tambahkan untukmu. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus