-Saya sengaja memakai sudut pandang pria. Agar
mbak-mbak juga tahu, bagaimana posisi mbak-mbak sekalian dimata lelaki. Mau
jujur apa nggak, spesies kami lebih menghargai mbak-mbak sekalian
jika...(selengkapnya, baca sendiri)-
Enak banget lho. Coba bayangkan, saudara punya istri.
Cantik. Matanya dua, biru semua. Pipinya dua, chubby semua. Hidungnya dua
(lubangnya), kecil semua. Haha. Nggak, hidungnya satu. Nggak begitu mancung,
nggak sempok juga. Pas. Bibirnya, nggak usah ditanya. Akumulasi dua pipi yang
chubby membentuk cetakan bibir yang sempurna. Tepat. Mantep. Posturnya, nggak
ada duanya. Tinggi enggak, pendek juga enggak. Wes, pas tenan. Cara jalannya, wuis..nggak ada yang ngalahin.
Foto model? Lewat. Kurang satu, pakaiannya. Menutup. Bagian yang hanya “perlu”
ditutup. Dan melekat, bener-bener “melekat”. Biar gak lepas tiba-tiba. Rambut?
Ah, ntar kalo gerah, make-up bisa luntur. Kaki? Yaelah.. apa gunanya kulit
putih bersih kalau hanya berakhir dibawah “kekuasaan” kain? Trus, tangan sama leher?
Nanggung ah.. dibuka aja knapa.
Atau milih yang serba lancip. Yang bentukan foto
model. Dagunya lancip. Hidungnya
mancung. Cung. Matanya, tajam bener. Apalagi kalo nglirik. Semut bisa-bisa jadi
bersayap, bro.. pengen ikutan terbang.
Tulang pipinya, keliatan sih. Tapi justru itu. Kalo tiba-tiba dia
chubby, brarti lagi kena gondong. Bibirnya, luar biasa. Udah persis iklan
lipstick. Beneran. Posturnya, tinggi bos.
Menjulang bintang di awan. Cocok banget kalo lagi jalan (sama yang ngerasa
tinggi :p). Cara jalannya, aspalan udah kayak cat walk dah. Kalo jalan sama
dia, siap-siap kacamata item. Karena sampai detik ini, belum ditemukan flash
kamera yang tidak menyilaukan mata. Kurang satu juga. Busana. Dibuat sama yang
diatasnya aja dah. Biar pada tahu, bidadari itu gak hanya di surga. Versi
terbaru udah release. Yang edisi bumi. Namaya “istriku”. J
Dan mereka berdua (pilih salah satu), saudara bawa
saat reunian angkatan temen-temen seperjuangan saudara pas kuliah dulu. Wiss..
Bisa bayangin, segudang pujian bakalan adu balap masuk ke telinga saudara.
“hebat lu, nemu dimana yang kayak gitu? Kalah ni gua.” Atau minimal gini dah
“kok dia mau ya sama elu. haha”.
Enak banget kan? Saudara kaya, pinter, istri cantik
(cantik seperti klasifikasi diatas). Kurang apa coba? Kayaknya indah banget nih
dunia. Sepertinya saudara udah dapet segalanya. Tapi coba mikir. Dikit aja. Berapa
orang yang kemudian “menghina” istri saudara tanpa saudara tahu? Walau hanya
dengan lirikan brengsek. Walau hanya dengan gerakan tubuh yang pasti anda tak
suka jika mengetahuinya. Walau dengan candaan rendahan dibelakang mereka. Dan
kalau sudah seperti ini, apa masih pantas saudara disebut terhormat? Maaf ya,
pedagang disebut terhormat jika dia brani tampil jujur. Pejabat dibilang
terhormat jika dia nggak doyan korupsi. Orang miskin –semiskin apapun- tetap
akan terhormat jika nggak sudi jadi peminta-minta. Lha kalo suami? Apa iya
dibilang terhormat kalau istrinya aja jadi “konsumsi gratis” untuk khalayak
luas? Nggak tahu dah, saya yakin saudara lebih pinter.
Mungkin kita mengira bahwa dapet istri yang cantik dan
-maaf- seksi, pasti akan jauh lebih menentramkan hati. Iya, bener. Bener banget
malahan. Tapi masih ada yang harus disempurnakan. Hidup anda akan tentram dan
penuh warna jika istri anda tampil seperti itu dihadapan anda. Akan lain
ceritanya, jika di luar rumah pun, istri anda tetap berpenampilan seperti itu.
Anda pergi ke kantor A, istri anda ke kantor B, dengan pakaian yang –sekali
lagi maaf-, seksi. Sebuah kemunafikkan jika anda tidak merasa was-was dengan
istri anda. Minimal was-was karena anda takut banyak lelaki yang membincangkan
penampilannya. Sebuah kebohongan jika anda tidak khawatir kalau-kalau istri
anda diganggu orang karena penampilannya. Atau jika anda tidak khawatir, jangan
katakan bahwa anda masih 100 persen mencintainya. (nih, bagi mbak-mbak. Kalau
suatu saat suami anda “melepas” anda dengan penampilan terbuka tanpa
mengkhawatirkan anda, sepertinya anda harus berfikir ulang untuk mengatakan
bahwa dia benar-benar masih mencintai anda. J).
Maka kalau saudara benar-benar mencintai pasangan
saudara, harusnya saudara nggak tenang dong kalau istri saudara keluar dengan
penampilan “liar”. Maka dari itulah islam hadir. Menawarkan ketenangan bagi
lelaki yang benar-benar mencintai istrinya. Caranya? Kerudung. Kerudung yang
bener. Bukan kerudung bunuh diri yang ngejiret leher disana-sini. Karena islamlah
yang paling realistis. Islam tahu tidak selamanya kita para lelaki selalu
berdampingan dengan istri kita. Maka saat kita jauh, kita perlu “garansi” bahwa
istri kita mampu menjaga dirinya. Minimal dalam hal pakaian, yang akan membuat
kita merasa lebih tenang. Itulah yang disebut sakinah. Hati tenang walau raga
tak dekat berdampingan. (kalo istri lu aja pake pakaian “liar”, lu yakin doi
nggak macem-macem??). Persis sama yang dibilangin Allah di surah Ar-ruum ayat
21 “Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa TENTERAM kepadanya, dan dijadikan-Nya di
antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda BAGI kaum YANG BERFIKIR.” Dengan mengajarkan mereka
berkerudung panjang, sebenarnya kita sedang melabeli diri kita sendiri bahwa
kita adalah suami dari istri yang bisa menjaga diri. Dan kita terhormat, men..
Oke. Sekarang kita lihat. Klasifikasi yang saya tulis
di dua paragraph paling awal, nggak usah kita rubah. Kita hapus aja yang bab
pakaian. Hapus itu, dan kita ganti bareng-bareng. Saudara mau yang seperti apa?
Berkerudung ungu dengan bawahan panjang yang anggun? Atau pake pasmina? Atau paris?
Ah, apa lah itu. Yang jelas menutup aurat, longgar dan warna yang serasi. Apa
lantas dengan memakai pakaian itu, pipi yang tadinya cubbhi berganti jadi
pipinya mak lampir? Apa dengan memakai kerudung, hidung mancung istri saudara
tiba-tiba kehilangan kartilago-nya? (kartilago itu tulang rawan penyusun hidung
J). Dibungkus serapet apapun, cantik mah
cantik aja.
Ada satu kata yang tak bisa dibeli kecuali dengan
kerudung dan pakaian longgar. Anggun. Kalau cantik, mungkin sama. Mempesona,
mungkin sama. Tapi anggun inilah yang susah. Ah, kata siapa? Pakaian ketat juga
bisa bikin cewek anggun kok. Booss.. kalau istri saudara pakai pakaian ketat,
orang nggak bakalan bilang anggun. Mereka pasti lebih milih kata “seksi beneer,
gan..”. Nggak percaya? Nggak usah nyari bukti. Ambil aja cermin, hadapin ke
muka. Yang gede cerminnya. Trus bilang “iya ya, kalau gua yang ngeliat, gua
juga gak bakalan bilang dia anggun.”
Saya sengaja memakai sudut pandang pria. Agar
mbak-mbak juga tahu, bagaimana posisi mbak-mbak sekalian dimata lelaki. Mau
jujur apa nggak, spesies kami lebih menghargai mbak-mbak sekalian jika njenengan memakai kerudung rapi dan
longgar. Kalau mbak-mbak tampil seksi, tetep ada sih yang mau mengapresiasi.
Mereka juga laki-laki. Tapi bukan spesies kami. Mbak-mbak bisa menyebutnya, “lelaki
bermoral seksi”. Ya, moralnya seksi. Tipis. Pas-pasan. Kata orang jawa ngapret.
Kalau spesies kami adalah (insyaallah) spesies lelaki
bermoral. Lha mau po, diapreisasi sama orang-orang tak bermoral? Karena setahu
kami, mereka hanya akan mengapresiasi spesies mereka sendiri. Sama seperti kami
yang hanya mau mengapresiasi spesies kami, orang-orang dari kalangan bermoral. Maaf ya jika banyak kata yang terkesan agak
kasar. Mau gimana lagi, mencari kata pengganti buat sifat buruk itu susah. Lagipula,
biar saudara juga lebih memahami tulisan saya. Tapi, bukan untuk dibayangkan
lho. Camkan itu. hhe
Tulisannya semoga bisa mencerahkan...
BalasHapusBener banget, saya pribadi lebih menghormati dan mengharapkan wanita yang kerudung rapi dan longgar, yang seksi walah kebanyakan cuman dibuat hiburan + alat syaitan untuk menggoda ...kasihan, so terserah.... wahai wanita mau jadi apa?
sepakat, brother.. bairlah orang-orang seperti kita -yang benar benar menghargai wanita- yang menjadi cermin bagi mereka.. :)
HapusCocok dah, insyaAllah ane bermoral akh...
BalasHapusItu tadi yg ungu2 ada dimana ya? Boleh dong satu,
:p
hha.. bisa dipercaya????? :p
Hapusyang ungu2?? mampir ke efka uns dah.. lusinan yang kayak gitu.. :p