Guys,
akhir-akhir ini karena sedikit nganggur dirumah saya bener-bener jadi blog-stalker di depan laptop. Tapi
InsyaAllah liburan ini saya sedang mencari inspirasi besar untuk melakukan
perubahan besar, amiin. Nah ini semua tak lepas dari para orang-orang besar yang
suka saya kepoin, tak usah jauh-jauh
kalau nyari inspirasi, saya lebih suka nyari inspirasi dari orang-orang yang
kehidupannya tidak jauh beda dengan saya tujuannya tak lain dan tak bukan untuk
mengurangi distorsi mimpi. Karena ketika kita melihat orang yang tak jauh beda
dengan kita dan dia adalah salah satu orang luar biasa, rasa-rasanya dalam hati
kita bisa berkata “Tak ada yang tak
mungkin, kalau dia bisa harusnya saya juga!” itu yang berusaha saya
tanamkan dalam hati saya. Dan tokoh inspirator saya ini tentunya juga
mahasiswa, namun dia 6 tahun lebih tua daripada saya. Sebut saja akh RidwansyahYusuf Achmad, beliau ini mahasiswa Teknik Plaonologi ITB angkatan tahun 2005.
Mantan ketua GAMAIS (LDK) dan Presiden BEM KM ITB,dan saat ini sedang menempuh
kuliah S2 di Belanda. Jangan tanya tentang prestasinya, subhanallah luar biasa. Dan rasa-rasanya tak terlalu berlebihan
kalau saya mau mengkiblatkan cara berpikir seperti beliau. Yang saya sadari
saat ini saya dan beliau sama-sama mahasiswa, dan tentunya saya juga bisa punya
mimpi seperti beliau. Bahkan beliau juga sempat menuliskan kriteria istrinya
juga lho, dan alhamdulillah di usia 23 tahun kemarin beliau menikah dengan
kriteria istri yang pernah beliau tuliskan 3-4 tahun sebelumnya.
Setelah
saya ubek-ubek blog beliau sebenarnya tak ada yang istimewa dari cara hidup
beliau, semuanya hampir biasa saja. Tak jauh beda dengan mayoritas mahasiswa
lainnya beliau juga seorang mahasiswa biasa. Lalu apa bedanya sehingga dia bisa
menjadi luar biasa? Yang membedakan dengan kita adalah mimpinya. Beliau punya
mimpi yang sangat besar sekali, ini contoh dreamboard
milik beliau. Kalau masalah mimpi beliau yang lebih terperinci nampaknya pembaca
bisa tanya sama beliau langsung aja ya.
Mimpi
besar beliau pada dasarnya cuma satu, yakni membuat “Indonesia Tersenyum”. Tapi
untuk mendapat mimpi besar tersebut pasti akan diraih memerlukan jutaan
mimpi-mimpi yang lain. Bukan begitu? Oleh karena itulah beliau menambahkan
impian-impiannya yang lain seperti S2/S3 keluar negeri, kekayaan, menjadi
penulis, pengusaha, dan segala mimpi-mimpinya yang lain, bahkan menurut saya
pantas kalau beliau juga ingin menambahkan impian sebagai Presiden Indonesia.
Pasti
sebagian besar dari kita bertanya, itu mimpi apa nggak ketinggian. Kalau
menurut saya mimpi memang harus tinggi, bahkan setinggi mungkin. Asal nggak
mimpi buat jadi Tuhan, menurut saya semuanya rasional. Kalaupun mimpi yang
tinggi itu nggak kesampaian, paling tidak masih nyangkut dibawahnya. Bukan
begitu? Dulu saya punya mimpi kuliah di FK UI, dan alhamdulillah nyangkut di FK
UNS. Harusnya dulu saya melempar mimpi ngambil M.D. di Harvard biar nyangkutnya
di FK UI.
Setelah
itu beberapa hari yang lalu saya coba mencari-cari cara untuk merangkai semua
mimpi-mimpi saya, tentunya mimpi-mimpi itu harus fokus dan tidak boleh ada
distorsi maupun friksi dalam pencapaiannya. Karena mimpi yang terstruktur itu
akan jauh lebih mudah dicapai daripada mimpi yang gak jelas kemana-mana, atau
bahkan jangan-jangan mimpinya juga gak jelas. Nah agar mimpi itu terstruktur
maka kita butuh bikin proposal hidup. Kalau masalah ini saya gak akan ngeshare
dengan versi saya karena saya sendiri juga masih belajar, kita pake acuan dari
motivator ulung Jamil Azzaini aja ya.
Ini silahkan dibaca satu persatu guys :
Ini silahkan dibaca satu persatu guys :
Nah
oke setelah kalian baca semua itu tadi apa yang harus kalian lakukan? Sederhana
silahkan mulai dari sekarang! Kapan-kapan saya bakal ngeshare juga mimpi-mimpi
saya buat para pembaca sekalian, tapi gak sekarang karena masih mau saya
restrukturalisasi lagi dan mau dibikin dreamboard
dulu. Oh ya satu hal lagi, sepuluh atau dua puluh tahun lagi kita bertemu
dengan membawa pencapaian mimpi kita masing-masing ya guys! SEMANGAT!!!
"Semua orang adalah pemimpi. Mereka melihat segalanya bagaikan kabut lembayung pada musim semi, atau sebagai api yang membakar pada malam musim dingin. Beberapa dari kita membiarkan suatu impian mati, namun yang lain memupuk dan melindunginya, merawatnya dalam hari-hari buruk hingga membawanya ke sinar matahari dan juga cahaya yang selalu menghampiri mereka yang selalu berharap impiannya akan menjadi nyata." -Woodrow Wilson-
"Semua orang adalah pemimpi. Mereka melihat segalanya bagaikan kabut lembayung pada musim semi, atau sebagai api yang membakar pada malam musim dingin. Beberapa dari kita membiarkan suatu impian mati, namun yang lain memupuk dan melindunginya, merawatnya dalam hari-hari buruk hingga membawanya ke sinar matahari dan juga cahaya yang selalu menghampiri mereka yang selalu berharap impiannya akan menjadi nyata." -Woodrow Wilson-
0 komentar:
Posting Komentar