Sudah menjadi
suatu ketetapan, siapa yang berusaha pasti akan mendapatkan. Usaha dan apa yang
kita dapat nantinya, jika digambar pada diagram cartesius, andaikan usaha adalah
x dan hal yang kita dapat nantinya
itu dimisalkan y, maka akan membentuk
suatu grafik yang linear.
Demikian pula
dengan cinta. Jika kau ingin mendapatkan
cinta sejati dari seseorang, cinta yang karena Allah dan dari Allah, kau juga
harus berusaha. Tapi beda loo, usaha untuk meraih cinta dengan usaha untuk
meraih harta atau cita-citaa. Di sinilah letak perbedaannya:
-
Jika kau kau ingin mendapat ilmu, usaha
paling gampang adalah dengan belajar keras.
-
Jika kau ingin mendapat harta, usaha
paling gampang adalah dengan bekerja keras
Ya, sama intinya,
usaha yang paling real untuk meraih
harta dan ilmu adalah dengan “mendekatinya”. Mengerahkan seluruh jiwa raga
untuk mendekat pada harta dan ilmu dengan mengupayakannya dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya. Pertanyaannya adalah, Bagaimana dengan usaha untuk cinta?
Cinta yang karena Allah, dari Allah, cinta yang diridloi Allah.
Sebelumnya, kita
kupas dulu. Apa itu cinta dari Allah dan karena Allah? Perlu ditekankan, bukan cinta namanya jika kita terpacu untuk
merayunya saat belum halal. Bukan cinta namanya jika kita terpacu untuk
memegangnya saat belum halal. Tapi
itu semua adalah nafsu. Mirip memang, tapi sejatinya beda. Setan, dosa, dan kebiasaan lah yang membuat orang menjadi buta dalam
membedakan cinta dan nafsu. Cinta itu membangun, tapi nafsu itu merusak. Dan
karena kebutaan membedakan cinta dan nafsu inilah yang membuat sebagian orang
salah dalam berusaha untuk mendapatkannya.
Dalam
usaha untuk meraih cinta, justru ada dua hal yang harus dilewati, menjauh lalu
mendekat.
Ya, ada kalanya, dalam suatu kondisi, usaha yang benar untuk mendapatkan cinta
adalah justru “menjauhi” nya.
Mengapa justru menjauhinya? Begini. Karena
dalam kondisi yang terlalu dini, mendekati sejatinya justru menyakiti. Apa
kamu tega membiarkan orang yang kamu cintai justru lebih menghabiskan malam
untuk memikirkanmu daripada memikirkan Allah? Apa kamu tega membuat dia galau
dan menangis hanya karena sedetik tak ada
kabar darimu? Apa kamu tega menumbuhkan harapan yang belum tentu akan menjadi
nyata nantinya? Dengan kata lain jika kau mendekatinya, kau melubangi hijab
yang dia tegakkan.
“Kadang
kau harus meneladani matahari. Ia cinta pada bumi; tapi ia mengerti; mendekat
pada sang kekasih justru membinasakan.”
― Salim A. Fillah
― Salim A. Fillah
Dan juga,
prinsip “menjauhi cinta untuk
mendapatkan cinta” perlu ditata dengan benar. Menjauhi di sini dengan arti
kita tak mengusiknya. Kalau mendoakan? Boleh sekali, jodoh itu
memang pilihan Allah, tapi kita boleh memintanya, sebut nama boleh lo. Tapi,
jika nanti ternyata Allah tak memberikan cinta seperti pada doa kita, itu
karena Allah Maha Tahu. Karena Allah lebih memberikan apa yang kita butuhkan,
bukan melulu apa yang kita inginkan. Dan
hal yang tak kalah penting adalah, perbaiki
dirimu. Inilah point-nya. Ya,
usahamu yang paling real untuk mendapatkan cinta bukan mengsms nya tiap bangun
pagi, tapi adalah memperbaiki diri. Di sinilah tampak bagaimana kamu serius
atau tidak dalam memperjuangkan cinta Allah dari dirinya. Keistiqomahan untuk
terus memperbaiki diri inilah yang akan menjadi ujian bagi kita. Karena
pastinya kita punya mimpi, nantinya kita dipertemukan dengan jodoh yang sekufu.
Jadi, andaikan kita nanti dipertemukan
dengan dia, kita ketemu dalam keadaan yang sudah sama-sama baik.
“Perbaiki
diri dulu, biar Allah melihat usahamu”
sepertinya tau siapa yang nulis. hebat lanjutkan :)
BalasHapushehe siap, matur nuwun :)
HapusSuper sekali abang2 dokter ini...LanjutGan!
BalasHapusSiaap, sering2 main sina ye akhgan :D
HapusAdakalanya cinta itu seperti cintanya matahari kepada bumi.
BalasHapusSaking besar cinta matahari pd bumi, ia tak mau terlalu dekat karena takut justru membakar bumi dan seisinya.
Maka ia akan senantiasa menjaga jarak, agar cintanya selalu ada.
:) cinta yg indah namun butuh pngorbanan
Indahnya cinta :)
HapusBegitulah seharusnya cinta, cinta yang karena Allah :)
BalasHapusSetujuu :)
HapusAssalamualaykum wr wb.
BalasHapusMasih ingat hukum ini?
F= k q1. q2 / r^2
Dalam cinta yang yang karena Allah, dan dari Allah. Hukum ini benar-benar berlaku.
Bagaimana bisa? bukankah dengan jarak (r) yang semakin besar maka dalam persamaan itu membuat F (gaya cinta) menjadi kecil? Karena berbanding terbalik? Benar sekali. Tapi lihatlah dari sisi yang berbeda. Dengan r yang semakin besar, maka untuk menjaga cinta yang karena Allah (F) tetap ada, atau bahkan menjadi lebih besar, maka diperlukan pengubahan nilai q1 dan q2 menjadi lebih besar, karena takdir (k) "mungkin" tak bisa berubah. Implementasinya, bagaimana agar q1 dan q2 agar menjadi sangat besar sehingga gaya cinta (F) semakin besar? Tak lain adalah dengan memperbaiki diri. Ya, sama-sama memperbaiki diri, dan juga menjaga jarak, itulah resep sejati mendapatkan cinta suci dari Allah. Fenomenal memang.. Dan sebagai insan yang taat, sandarkan semua pada Allah, dan tetaplah saling berdoa. Allah Maha Tahu dan Maha Memberi bukan?
Salam perubahan
Insya Allah biar Allah yg mnjawab misteri nya :) bner bgt gan :)
Hapus