Menulislah,
maka kau akan abadi!!! Ini peribahasa yang memecut saya untuk terus produktif
menulis dan memacu saya untuk mengajak orang lain senantiasa menulis.
Problematikanya adalah bagaimana kalau kita belum mampu menulis?
Akhir-akhir ini
tidak bisa saya pungkiri bahwa semangat saya untuk produktif nulis artikel di
blog ini sedang membuncah. Tapi tak jarang ketika ide di otak saya sedang
meletup-letup justru saya terkendala untuk menuliskannya dengan kekuatan bahasa
maupun diksi yang indah dan menarik bagi pembaca. Akhirnya saya mencoba
buka-buka artikel dengan kekuatan magis di blog sebelah tempat saya berkiblat,
semisal blognya Ust. Salim A. Fillah, blognya Mas Dani Ferdian, blognya Uda
Ridwansyah yusuf. Sungguh tulisan mereka bisa mengemas pembaca untuk mau tak
mau terjun dan larut dalam karya-karya mereka, saya selalu terkagum-kagum
dengan gaya bahasa mereka yang khas untuk mengajak pembaca terbawa alunan tiap
huruf yang mereka padukan. Jangankan blog, buku mereka saja sudah banyak yang
terbit di pasaran. Dan itu membuat saya semakin penasaran akan resep kekuatan
tulisan yang mereka buat.
Kemudian saya
mencoba membuka biografi Ust. Salim A. Fillah, dan satu hal yang paling
mencengangkan adalah ketika kelas 5 SD tahun beliau sudah belajar sejarah, biografi tokoh, filsafat, dan psikologi.
Dan semua itu beliau pertegas di paragraf-paragraf selanjutnya bahwa hobi
beliau untuk membaca memang begitu dahsyat. Kalau ada yang pernah baca bukunya
Ust. Salim, pasti heran banget itu buku banyak banget rujukan buku ataupun
pengarang yang beliau kutip. Pun sejak duduk di sekolah menengah beliau sudah
aktif sekali menulis artikel-artikel meskipun kenyataannya artikelnya tidak
pernah ada yang dimuat media maupun pernah menang lomba kepenulisan. Tapi
semangat beliau untuk membaca dan menulis sungguh amat sangat gigih sekali. Tak
pernah merasa jatuh. Tetap kokoh dengan semangatnya.
Dan
kemudian saya coba melempar diri saya untuk sejenak menelisik masa lalu saya saat
kelas 5 SD, tahu apa yang saya lakukan? Saya lebih suka nangkring di depan
layar TV sambil megang stick Playstation (PS) memainkan karakter-karakter Crash
Team Racing (CTR), Tekken, Harvest Moon, Bishi Bashi Special, Winning Eleven,
dan berbagai macam permainan lain yang bagi saya saat ini menjadi sebuah
penyesalan. Kalaupun baca paling banter saya baca komik Ninja Hatori dan Pokemon.
Timpang sekali bukan dengan apa yang dilakukan Ust. Salim meski sama-sama kelas
5 SD. Perbedaannya cuma dari sisi hobi membaca doank, apa yang kita lakukan
saat kita kecil itulah yang merepresentasikan kita hari ini. Tak heran kalau
tulisan saya saat ini sangat ecek-ecek, saya baru belajar baca awal semester 3 kuliah
kemarin.
Kemudian
saya coba melontarkan pertanyaan kepada kedua orang tua, beliau berdua adalah
orang yang sangat suka sekali membaca namun kenapa sampai bisa ketika saya
kecil saya tak suka membaca? Jawabannya sederhana, PRIORITAS! Belia berdua
selalu memprioritaskan waktu kosong untuk membaca dan menulis, pun itu juga
yang ingin beliau tularkan pada saya ketika saya masih kecil. Namun sayang,
meski dulu saya selalu dibelikan majalah Bobo dan Mentari saat kecil, beliau
berujar saya cuma baca bagian komik bergambarnya saja, setelah itu cling
majalah jadi onggokan sampah bagi saya. Karena kata beliau saat saya kecil saya
kurang punya prioritas waktu kosong untuk membaca, tak lain dan tak bukan
karena sya lebih disibukkan dengan mainan yang menampilkan gambar digital
bernama Playstation. Komputer di rumah pun dulu tak beda jauh, karena saya
lebih suka meng-install The Sims, Diablo, FIFA, dan berbagai macam game lain
daripada saya harus mengetik untuk menghasilkan tulisan via komputer.
Nah
kemudian saya merenung sejenak, anak-anak kecil dan pemuda sekarang apa kabar?
Mereka jauh lebih disibukkan lagi oleh game-game di gadget mereka yang notabene
itu barang portable dan bisa dibawa kemana-mana. Yang saya lihat adalah waktu
kosong mereka jauh lebih terlampiaskan pada gadget-gadget berlabel smartphone
itu dari pada untuk membaca buku ataupun bacaan lain. Okelah kalau memang
gadgetnya digunakan untuk menyimpan e-book ataupun digunakan membuka artikel
di dunia maya. Ironinya adalah gadget tersebut lebih sering dipenuhi oleh game
dan fasilitas chatting (BBM, WA, WeChat, Line, Kakao Talk, dll.) yang makin
bikin autis anak-anak kecil jaman sekarang buat mantengin layar gadget mereka.
Bener apa salah?
Yasudahlah
itu muhasabah dari ironi pemuda bangsa ini, yang pasti anak saya nanti akan
saya arahkan agar tak mengulang sejarah kelam bapaknya dan anak-anak lain
negeri ini. Inti dari pembicaraan saya panjang lebar diatas adalah bahwa
MEMBACA ITU PENTING! Dari membaca kalian akan memiliki banyak hal, semakin
banyak membaca maka semakin banyak hal yang kau punya dan orang lain tak punya.
Hidup ini persaingan, dan dunia hanya mau menerima orang-orang terbaik, dan
salah satu hal untuk menjadi orang terbaik adalah dengan membaca. Tak peduli
bacaan apapun itu yang pasti positif dan bermanfaat. Dari membaca nanti kita
akan lebih sedikit naik level yang lebih tinggi, yakni menulis. Karena menulis
tanpa membaca adalah omong kosong dan membaca tanpa menulis adalah kerugian. Tulisan
yang baik adalah tulisan yang memiliki kekuatan besar baik dalam gaya bahasa,
diksi, ataupun kekuatan untuk membawa pembaca masuk dalam nuansa tulisan, dan
tak dapat dipungkiri penulis yang seperti ini harus banyak sekali memiliki
refrensi bacaan.
“kamu
bisa merubah dunia hanya dengan kata-kata”
Itu
adalah kutipan salah satu scene film “Negeri 5 Menara” ketika Alif akan
mendaftar menjadi seorang Jurnalis di Ma’hadnya. Nah yang disebut mengubah dunia
dengan kata-kata itu tak sepenuhnya dengan kalimat verbal, karena pada dasarnya
kalimat verbal hanya akan terucap sekali dan selanjutnya akan punah ditelan
waktu. Namun saya rasa “dengan kata-kata” atau pada terjemahan arabnya “bil kalimah” disini lebih mengerucut
pada sebuah tulisan, dimana tulisan itu bisa akses oleh berjuta orang pembaca
dan otentik sekali untuk dibaca berulang-ulang. Dan ketika tulisan kalian
dibaca olah banyak orang tentu kalian paling tidak telah berbagi dan bermanfaat
untuk orang lain, bukan begitu? Syukur lagi kalau tulisan itu bisa
menginspirasi banyak orang. Oke kita sudah tahu kan kunci dari semua ini, maka
ayo kita mulai dengan banyak membaca, kemudian banyak menulis, dan otomatis
kita akan banyak berbagi manfaat.
dengan
membaca maka dunia ada dalam genggamanmu
dengan
menulis maka kau akan merubah dunia yang telah kau genggam
dan
dengan berbagi maka duniamu akan jauh lebih bermanfaat
karena
dunia yang akan mengabadikanmu
syukron artikelnya :D
BalasHapussama2, semoga bermanfaat :)
Hapusallah saja menurunkan wahyu pertamanya kepada nabi muhammad dengan ayat "iqra'"
BalasHapusbacalah. semoga tulisan antum dapat menginspirasi kita semua. para penerus bangsa
salam perubahan
bener sekali mbak..matur nuwun, amiin..
HapusJoss bro,,,
BalasHapusmatur nuwun bro
Hapushaha namamu keren bro, kalau t*pi miring merek mir*s
peci piring merk apa nih?