Gegarane Wong Akrami.
dudu banda dudu rupa.
amung ati pawitane.
luput pisan kena pisan.
yen gampang luwih gampang.
yen angel-angel kelangkung.
tan kena tinambok arta.
dudu banda dudu rupa.
amung ati pawitane.
luput pisan kena pisan.
yen gampang luwih gampang.
yen angel-angel kelangkung.
tan kena tinambok arta.
Setelah mengalami
perenungan panjang mengenai kelanjutan rasa cintanya, Gatotkaca pun akhirnya
bersikap. Ia memutuskan untuk membangun sebuah cinta dengan seorang wanita yang
sama sekali belum dia kenal. Tetapi dia yakin, tatapan mata yang kala itu
berhasil meluluhkan segala kekuatannya adalah sosok yang tepat untuk menemani
sisa hidupnya.
Tanpa
ba bi bu lagi, disingkapkannya kain yang selama ini menutupi tubuhnya. Dengan
muka berbinar, Gatotkaca untuk pertama kalinya pergi keluar kamar. Dia mencari
sosok tua namun masih kekar, Werkudara, ayah yang sangat dia hormati.
Gatotkaca
: Ayah, bisakah aku bicara sebentar
Werkudara
: Ada apa ngger?
Gatotkaca
: Ayah, dulu kenapa ayah bisa suka ibunda?
Werkudara pun hanya
diam dan tersenyum. Arimbi yang berada di dekat mereka juga ikut mendekat.
Mendengarkan suara hati anak semata wayangnya yang sudah beranjak dewasa.
Arimbi : Jadi kamu sudah yakin dengan
orang yang baru pertama kali kamu jumpa? Kamu belum pernah ngobrol kan
sama? Bagaimana kalau semisal dia wanita yang nggak baik-baik?
Gatotkaca : Aku yakin ibu. Sangat yakin. Tolong
lamarkan dia untukku.
Werkudara :Baik kalau begitu, minggu depan kita berangkat ke
Madukara. Berdoalah nak. Semoga Dewa bersamamu.
Rencana pernikahan antara Gatotkaca
dan Pergiwa putri harjuna sudah menyebar ke seantero jagad pewayangan. Kabar
tersebut juga smpai ke Kerajaan Hastina, tempat kediaman para wangsa Kurawa. Menanggapi berita rencana pernikahan tersebut,
digelarlah pertemuan agung di Kraton Hastina Pura. Hadir dalam pertemuan
tersebut Prabu duryodana, Patih Sengkuni, dan Resi Durna. Mereka membahas
tentang cara agar pandawa bisa dilenyapkan. Resi Durna memberi usul memecah
belah Pandawa dengan mengawinkan putra mahkota kerajaan Hastina, Raden Lesmana
dengan Pergiwa mendahului Gatotkaca. Dengan harapan Werkudara akan marah dan
membunuh adiknya Arjuna. Rencana lengkap pun dipersiapkan.
Tersebutlah rombongan pelamar dan
manten Hastinapura pun berangkat. Lengkap dengan pasukan dan segala macam jenis
umbul umbul kebesaran dan simbol pernikahan. Sesampainya di Madukoro, Resi
Durna yang berbicara dan merayu Arjuna. Dengan segala tipu muslihat liciknya,
akhirnya Arjuna tak kuasa menolak mereka. Lamaran Hastinapura diterima. Lesmana
akan segera disandingkan dengan Pergiwa. Kemudian utusan ke Jodipati dikirim
untuk mengbarkan bahwa lamaran Gatotkaca ditolak. Sedangkan rombongan pengantin
Hastina dipersilahkan menginap di Madukara.
Di jodipati, Punakawan datang
membawa kabar penolakan lamaran. Werkudoro yang tadinya tampak segar tiba tiba
langsung diam dan tiduran di halaman kadipaten. Sementara Gatotkaca tampak
sangat kecewa. Dia terus dihibur oleh Punakawan. Petruk juga berjanji bahwa dia
akan berusaha mempertemukan cinta mereka berdua kembali. Gatotkaca hanya
terdiam mendengar celoteh abdinya tersebut. Baginya, hidup ini sudah tak ada
artinya. Baru pertama kali merasakan desiran aneh di hatinya kok sekarang sudah
keduluan dengan orang lain. Gatotkaca memilih mengurung diri di kamar.
Saat dia tertidur, dia bermimpi
pergi ke Madukara bersama Petruk. Mereka menyelinap ke Kaputren. Tempat Pergiwa
tinggal. Petruk bertugas menjaga diluar. Sementara Gatotkaca masuk ke dalam
menemui Pergiwa..
Gatotkaca : Apakah benar berita bahwa adi Pergiwa akan menikah dengan
kakang Lesmana?
Pergiwa : Benar berita itu kakang Gatotkaca
Gatotkaca : Apakah adi Pergiwa menerima lamaran dari kakang Lesmana?
Pergiwa : Iya.
Gatotkaca :Kalo begitu aku ikut bahagia, sebagai hadiah terimalah
jantungku (Gatotkaca menyabut keris)
Kemudian Gatotokaca ditampar oleh
Pergiwa dengan buku. Pergiwa mengaku bahwa dia cuma menguji kecintaan
Gatotkaca. Dia menyatakan bahwa dia menerima lamaran karena mengikuti kehendak
ayahnya.
Lalu Gatotkaca terbangun. Tanpa ia
sadari dia telah berlinang air mata. Ibunya yang mendengar isak tangis
Gatotkaca langsung menghampiri anak semata wayangnya. Arimbi memeluk Gatotkaca
penuh kasih sayang.
Sementara itu di Madukara, saat
persiapan pernikahan Lesmana dan Pergiwa hampir selesai, datanglah Prabu Kresna.
Prabu Kresna langsung menemui Arjuna. Mereka tampak berdiskusi 4 mata di pojok
ruangan.
Kresna : Dhimas Arjuna, benarkah semua berita yang aku dengar
selama ini.
Arjuna : Benar kakang.Minggu depan mereka menikah.
Kresna : Aku ikut bahagia. Tetapi sebagai
seorang kastria dan seorang ayah. Nampaknya kamu telah melupakan sesuatu
hal yang sangat penting.
Arjuna pun kaget. Dia sekarang
nampak lebih serius mendengar cerita dari Prabu Kresna. Bagi dia, Kresna adalah
sosok yang sangat bijaksana. Dialah pemilik ajaran Hastabrata secara paripurna.
Kresna : Dhimas boleh-boleh saja menikahkan putrimu dengan siapa
saja. Tapi apakah dhimas sudah meminta pertimbangan putrimu? Dia yang nanti
akan menjalankan pernikahan ini. Kita sebagai orang tua hanya bisa mendoakan
yang tebaik. Begini dhimas, bukannya kakanda ingin mengintevensi keputusan
dhimas. Tapi kakanda ingin mengingatkan dhimas akan pentingnya musyawarah.
Jangan termakan egoisme pribadi. Kakanda tak mau murka Dewata menghampiri
dhimas karena keegoisan.
Arjuna
pun semakin bingung. Dia merasa serba bersalah. Tak tau harus berbuat apa.
nuwun..
penasaran kira2 ini sumber ceritanya darimana yaa..
BalasHapusmau tau aja apa mau tau banget??
Hapusdari lakon gatotkaca gandrung dengan sedikit penyesuaian gan :)
Hapus