"Orang sukses
bertahan lebih lama dari yang dia mampu. Orang gagal menyerah lebih cepat dari
yang bisa dia lakukan"
Memang
tak mudah berada dibawah. Melihat yang lain terbang dengan sayap kecemerlangan, seakan menjadi cuka bagi
hati kita yang tengah terluka. Memang tak mudah berada di belakang. Melihat
yang lain berlari jauh didepan, membuat kita berfikir, andai saja kita tak
menjadi bagian dari persaingan.
Namun
semuanya telah berjalan, kawan.. maka dalam kondisi ini, ada pilihan yang harus
diputuskan. Lanjutkan perjuangan dengan 2 kemungkinan : mati atau menang, atau
mundur dengan 2 kepastian: aman, tapi kita menjadi pecundang.
IP
atau nilai (mark, bukan value)bukan ukuran kesuksesan, kawan.. memang itu
sekarang penting, dan harus diusahakan. Tapi jangan sampai, potensi kita
tertutupi hanya karena -maaf- ambisi kita untuk mengejar bulatan angka-angka yang disebut IP. Saya sedikit tersadar ketika
ada yang mengatakan pada saya sebuah hal. “jangan pernah bersedih dengan
pencapaian bulatan angka-angka itu. Karena setahuku, mama-papa hanya berdoa
agar ilmu mu bermanfaat. Tidak lebih.”. penting mana, IP baik dan kebermanfaatan
ilmu ? jawabnya, sama-sama pentingnya. Tapi andai hanya ada dua pilihan, saya
akan memilih yang kedua. Karena
sekarang, kawan.. kita sedang masuk dalam sistem penilaian kampus. Tak ada
ke-objektivan sempurna didalamnya. Tidak semua hal akan berjalan linear.
Kemampuan kita yang menurut kita sudah pantas untuk mendapat nilai A, bisa saja
hanya keluar nilai B. Lalu, bagaimana kita menyikapinya? Mainkan peran, kawan. Mainkan
peran kita. Saat berada dibawah, mainkan peran sebagai orang sabar. Terus berusaha
untuk bangkit. Saat berada diatas, mainkan peran sebagai orang yang bersyukur.
Pertahankan agar kita terus berada disana.
IP
memang penting untuk saat ini, tapi dinamika kampus hanya akan melahirkan
orang-orang hebat yang sejak dibangku perkuliahan bukan hanya mampu mengukirkan
namanya pada bulatan angka-angka itu. Tapi dia yang mampu mencatatkan sendiri
namanya pada aspek yang jauh lebih rumit. Kepemimpinan, spiritual, kedewasaan,
dan pembuktian bahwa ilmunya mampu bermanfaat bagi orang disekitarnya sebelum
selesai masa studinya, itu jauh lebih
berharga dari sekedar tertuangnya tinta hitam diatas lembaran kertas putih.
Dan
agaknya kita sepakat, nama-nama besar yang sekarang mendunia dan menyejarah,
bukanlah mereka yang “selalu cemerlang ” dalam bidang yang dia tekuni, tapi dia
yang selalu berjuang melawan kekurangannya agar dunia tak hanya mencatatat namanya
sebagai figuran dalam sebuah ajang. Dan itu tak mudah. Dan itu tak seperti
merebus air yang akan mendidih hanya dengan kita tunggui. butuh kerja keras
untuk mendapatkannya.
“Bangkit
sebanyak engkau gagal”, jauh lebih indah dari “tidak pernah merasakan
kegagalan”. Karena setiap keringat yang keluar dalam rangkaian perjuanganmu,
adalah bukti bahwa engkaulah orang yang PALING PANTAS untuk bercerita tentang
perjuangan dan kesuksesan. Karena kaulah aktornya. Karena kau sendiri yang
pernah memperjuangkannya.
Kegagalan
yang kau dapatkan di masa lalu, biarkan ia terkubur dalam sebuah kenangan.
Mungkin ada beberapa orang yang masih mengenangnya. Tapi masa depanmu.. raihlah
dia dengan usaha terbaikmu.. karena dunia akan mengenangnmu dengan itu.
Brother..kita
tahu, nama Edison akan tertap besar hingga akhir kehidupan nanti. Walau kita juga
tahu, lampu buatan Edison mungkin tak lagi dipakai. Karya yang benar-benar
lahir dari tangannya mungkin tak lagi digunakan. Karena memang bukan karena
lampu Edison menjadi hebat. Karena memang bukan dengan lampu dia menginspirasi
dunia. Namanya menyejarah karena kegagalannya. Dia menginspirasi dunia karena
kerja kerasnya. Andai Tuhan tak pernah menciptakan kegagalan untuknya, dan
andai Edison memilih untuk tidak bekerja keras menjawab tantangan Tuhan,
namanya mungkin hanya akan dikenang sebagai ilmuwan. Bukan ilmuwan besar.
Maka
kesimpulannya, saudaraku, agar dunia menuliskan nama kita diatas prasasti sejarah, kita memerlukan 2
hal : kegagalan dan perjuangan. Dan jika saat ini kita mendapatkan yang pertama,
bersyukurlah.. karena kita tinggal menyiapkan yang kedua untuk mendapatkannya..
Sekali
lagi, orang sukses bertahan lebih lama dari yang dia mampu. Orang gagal menyerah
lebih cepat dari yang bisa dia lakukan.
Selamat
berjuang, aku tahu apa yang kamu rasakan saat ini.. walau mungkin tak ada
waktu untuk bertemu dan bercerita seperti dulu. Tapi sepertinya, sudah menjadi
peranku berada dibelakang sahabat-sahabatku saat mereka membutuhkanku persis
saat mereka dibelakangku ketika aku membutuhkannya.