Benarlah apa yang
dikatakan orang-orang itu tentang pahlawan. Bahwa mereka tak akan pernah mati.
Meski tak pernah kita jumpai sesosok raga yang mampu berdiri sendiri, tapi
namanya kan tetap hidup. Dia berlari menyusuri pelosok negeri. Mengabarkan
bahwa dirinya pernah terlahir, dan melakukan kerja besar untk memakmurkan bumi
ini. Dan benar pula kata mereka tentang orang sombong dan kesombongannya.
Mereka tak kan pernah hidup, bahkan saat kaki masih mampu berlari. Karena nama
mereka telah mati. Atau setidaknya, membusuk sebelum raganya benar-benar hancur
tak terbentuk.
Lihatlah kesombongan yang keluar dari mulut besar panglima
romawi. Saat dua pasukan itu berhadapan dengan jumlah yang tak sepadan. 240ribu
kaki-kaki angkuh itu berdiri. Siap menebas kerongkongan pasukan muslim. Mencari
kemenangan untuk menyebarluaskan perbudakan. Dada yang telah sesak dengan
kesombongan itu membusung tinggi. Seolah mereka lah tuhan yang memang berhak
menyombongkan diri. Dan orang-orang mulia yang mereka hadapi, hanya 46ribu!
Mereka pun siap. Bukan hanya untuk menebas budak-budak romawi. Tapi mereka siap
ditebas. Jiwa raga telah mereka siapkan. Bukan untuk menang, tapi untuk mati.
Mati di jalan Allah.
Menjelang pertempuran dimulai, saat dua pasukan telah
berhadapan, keangkuhan panglima romawi memuncak. Dia panggil panglima besar
kaum muslimin. Dia ingin berbicara dengannya. Khalid pun maju. Kuda mereka
berhadapan. Banyaknya pasukan romawi sedikitpun tak mampu menggetarkan khalid,
bahkan kuda perang yang ia tunggangi.
Panglima dengan kesombongan itu bernama mahan. Dia katakan
pada khalid “kami tahu bahwa yang menyebabkan kalian keluar dari negeri kalian
adalah kelaparan dan kesulitan hidup. Jika kalian setuju, saya beri setiap
orang dari kalian sepuluh dinar, pakaian, dan makanan, asalkan kalian pulang ke
negeri kalian. Tahun depan saya juga kirimkan pemberian yang sama.”
Lihatlah. Betapa mulut besar itu telah membuat khalid
geram. Khalid menggertakkan gigi-giginya. Inilah pemuda terbaik quraisy yang
sedang mengajarkan kita tentang keberanian. Inilah pria yang bahkan lebih
memilih menerjang malam bersama pasukan muslim daripada malam pertama dengan
seorang gadis, akan mengajari kita bahwa sudah seharusnya kita tidak terima
dengan segala bentuk penghinaan. Sekecil apapun. Inilah dia pemuda yang tidak
tidur, dan tidak membiarkan orang lain tidur, mengajari kita bagaimana
membungkan mulut-mulut besar tak berpendidikan. “kami ini satu kaum yang
meminum darah manusia. Yang kami tahu, darah yang paling nikmat adalah darah
orang-orang romawi. Kami datang untuk itu”.
Ia tarik tali kekang kudanya, kembali ke pasukannya dan
mengangkat bendera tanda pintu syurga telah terbuka.
Berkahilah mereka, ya rob.. Hembuskan angin kencang
pertanda kemenangan. Sebagai peneguh di dada mereka yang penuh dengan iman.
Khalid dan panglima-panglimanya tak terbendung. Gelora
keimanan mereka mengobrak-abrik kekuatan lawan yang hanya terletak pada
lengkapnya persenjataan. Tapi sekali lagi keimanan itu bicara. Bahwa kebenaran
akan selamanya mendapat kemenangan. (Saya benar-benar menginginkan berada
disana. Bersama khalid, abu ‘ubaidah bin jarrah dan para pasukannya).
Perang yarmuk adalah prasasti sejarah yang telah bersaksi
bahwa banyaknya jumlah tak akan berarti apapun tanpa ada kekuatan lain yang
membentenginya.
Tentu anda ingat tentang achilles dengan pasukan
myrmidonnya? Yang kemudian menjadi inspirasi akan pentingnya sebuah pasukan
khusus yang memang berjumlah terbatas.
Jauh sebelum pasukan berbendera hitam di sejarah mitologi
yunani itu terbentuk, khalid sudah memiliki pasukan serupa. Dan kali ini,
pasukan yang langsung berada dibawah komandonya itu harus berhadapan dengan
40ribu prajurit di sayap kiri romawi! Ya, 40ribu prajurit. Lalu berapa pasukan
khusus khalid? 100 orang.
Anda pun tahu. Satu orang kopassus, yang merupakan pasukan
terbaik ketiga di dunia saat ini, “hanya” mampu melawan 5 orang. Iya, pasukan
elite terbaik ketiga setelah SAS dan MOSSAD itu setara dengan 5 orang pasukan.
Dan saat itu, satu pasukan khalid harus bisa berhadapan dengan 400 pasukan
lawan. 400! Dan ini bukan jackie chan atau jet li. Ini perang sungguhan,men.
Kalian heran? Saya pun juga. Tapi itulah iman.
Anda tak perlu memiliki iman untuk menjadi prajurit hebat. Tapi
anda tak akan menjad besar jika tak memiliki iman. Atau setidaknya, anda tak
bisa sebesar khalid. Seperti yang sering saya katakan pada adik-adik mentoring
saya. Jika ingin menjadi pemimpin hebat, apalagi untuk taraf uns, cukup
pelajari teori-teori kepemimpinan. Baca buku-buku leadership dan belajar dari
pemimpin yang telah diakui kepemimpinannya, lalu kalian pasti akan menjadi
hebat. Setidaknya, anda akan mendapat pengakuan untuk itu. Tapi untuk menjadi
besar dan mendunia, kalian perlu rumus lain. Dan itulah iman. Karena dengan
iman, Allah lah yang akan menjadi mentormu. Yang akan menunjukkanmu cara-cara
yang tak pernah tertulis di buku ciptaan manusia.
Khalid dan pasukan khususnya benar-benar membuat romawi
kelabakan. Mata-mata para budak dunia itu terbelalak. Terpukau dengan
kepahlawanan kaum muslim, terutama khalid. Dan sekali lagi, sejarah merekam
percakapan khalid. Kali ini dengan jurjah, panglima romawi yang didadanya masih
tersisa seidikit keimanan.
“khalid, apakah Allah telah menurunkan sebilah pedang
kepada nabimu dari langit, lalu pedang itu diberikannya kepadamu, sehingga
setiap kau hunuskan terhadap siapapun, pedang itu pasti membinasakannya?”
Khalid menjawab “tidak”
“lalu mengapa engkau dijuluki ‘si pedang Allah’?”
Khalid berucap “sesungguhnya, Allah mengutus Rasul-Nya
kepada kami. Diantara kami ada yang percaya dan ada yang mendustakannya.
Dahulu, aku termasuk yang mendustakannya. Lalu, Allah menjadikan hati kami
menerima islam, dan memberi petunjuk kepada kami melalui rasul-Nya. Kami berjanji
setia kepadanya. Rosul mendoakanku, dan beliau berkata kepadaku, ‘engkau adalah
Pedang llah diantara sekian banyak pedang-pedang-Nya. Demikianlah aku diberi
julukan ‘Pedang Allah’.”
“apa yang kalian serukan?”
“mengesakan Allah dan kebenaran Islam”
Jurjah memastikan “apakah orang-orang yang masuk islam
sekarang akan mendapat pahala dan ganjaran seperti kalian?”
“ya.. bahkan lebih” khalid mantap.
“bagaimana mungkin, padahal kalian lebih dahulu masuk
islam?”
Khalid berucap “kami hidup bersama Rasulullah, kami melihat
tanda-tanda kerasulan dan mukjizatnya. Orang-orang yang melihat tanda-tanda dan
mukjizat yang kami lihat dan mendengar ayat-ayat Allah serta sabda Rasul yang
kami dengar, sudah sewajarnya masuk Islam dengan mudah. Sedangkan kalian yang
tidak melihat dan mendengarnya, lalu kalian beriman kepada perkara-perkara yang
ghaib, maka pahala kalian lebih besar jika kalian benar-benar ikhlas.”
Sejurus kemudian, jurjah mendekatkan kudanya kearah khalid,
lalu dia berkata “ajarkan padaku tentang islam, wahai khalid”
Lalu dia sholat dua rokaat. Sebagai tanda bahwa iman telah
memenuhi hatinya dengan segera. Dan bahwa Allah telah menggugurkan dosa-dosa
yang telah dia perbuat. Panglima romawi itu kini telah ber-islam. Dan saat
kedua pasukan kembali bertemu setelah masa istirahat, panglima gagah itu
berperang di barisan kaum muslimin. Dia kejar cita-citanya yang baru dia
temukan. Dan dia mendapatkannya. Gugur sebagai syuhada.
*Simak episode selanjutnya dari "serial kesempurnaan
peperangan khalid" yang insyaallah akan segera terbit
di blog kesayangan anda. dokterberpeci.blogspot.com :)
0 komentar:
Posting Komentar