Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya juga tak
terpisahkan dari tradisi. Tradisi (Bahasa Latin: traditio, "diteruskan") atau kebiasaan, dalam pengertian yang
paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan
menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Hal yang paling mendasar dari tradisi
adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke
generasi baik tertulis maupun lisan.
Karya
seni juga merupakan hubungan timbal balik yang tak terpisahkan dari budaya.
Seni adalah sesuatu yang indah, diakui oleh masyarakat, dan dicintai oleh
masyarakat. Sejak jaman dahulu, masyarakat suku Jawa sudah terkenal dengan
keseniannya yang sangat indah nan adiluhung. Selain
indah, kesenian jawa juga mengandung ajaran-ajaran hidup yang tersembunyi.
Petuah-petuah kehidupan yang tersirat ini menjadikan kesenian jawa memiliki
nilai lebih bagi penikmatnya. Produk-produk kesenian dan budaya jawa yang bisa
kita temui sehari-hari adalah seni wayang, seni tari, gamelan, batik, dan
keris.
Wayang
adalah salah satu puncak seni budaya bangsa menonjol di antara banyaknya
khazanah budaya nusantara. Wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik,
seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambang.
Wayang juga memiliki fungsi sebagai media penerangan, pendidikan, hiburan,
pemahaman filsafat, hiburan, serta dakwah.
Kemunculan
wayang hingga berbentuk seperti sekarang ini erat akitannya dengan masuknya
Islam ke tanah Jawa. Salah satu anggota Wali Songo (Sunan Kalijaga)
menciptakannya dengan mengadopsi Wayang Beber yang berkembang pada masa
kejayaan Hindu-Budha. Adopsi itu dilakukan karena wayang terlanjur lekat dengan
orang Jawa sehingga menjadi media yang tepat untuk dakwah menyebarkan Islam,
sementara agama Islam melarang bentuk seni rupa (manusia). Alhasil, diciptakan
wayang kulit dimana orang hanya bisa melihat bayangan.
Wayang
berasal dari kata Ma Hyang artinya menuju kepada yang maha esa.
Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog
tokoh-tokoh wayang. Dalang diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok niyaga (pemain gamelan) dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden (penyayi). Dalang memainkan wayang
kulit di balik kelir, yaitu layar yang
terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau
lampu minyak (blencong),
sehingga para penonton yang aslinya berada di sisi lain dari layar dapat
melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir.
Versi
lain mengatakan kalau wayang berasal dari kata awang awang lan ayang
ayang yang berarti harapan
dan keinginan manusia yang terlukis dalam bayangan di kelir. Sedangkan
dalang berasal dari kata ngudal-udal piwulang yang berarti yang menyampaikan ilmu
tersebut. Ilmu tentang kehidupan.
Selain
sebagai karya seni, wayang adalah suatu karya kerajinan yang indah. Wayang
kulit terbuat dari bahan kulit kerbau/ sapi/ kambing/ domba yang telah dikeringkan
dan ditipiskan menurut kebutuhan, dan dipahat/ditatah secara halus dengan motif-motif yang
khas, untuk selanjutnya diwarnai/disungging dengan paduan warna yang indah dan
khas pula. Selanjutnya diberi tangkai (gapit/ cempurit) dan penyangga
tangan (dhudhing)
yang dibuat dari tanduk (sungu) kerbau atau cangkang penyu yang
dikerjakan sangat halus.
Secara
umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana,
tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem tersebut, ki dalang bisa juga
memainkan lakon carangan (gubahan).
Tak
ada bukti yang menunjukkan wayang telah ada sebelum agama Hindu menyebar di
Asia Selatan. Diperkirakan seni pertunjukkan ini dibawa masuk oleh pedagang
India. Namun demikian, berkat kearifan lokal, kebudayaan yang ada sebelum
masuknya Hindu disatukan dengan perkembangan seni pertunjukkan yang masuk
sehingga memberi warna tersendiri pada seni pertunjukkan di Indonesia. Sampai
saat ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukkan wayang berasal
dari Prasasti Balitung di Abad ke 4 yang berbunyi “si Galigi mawayang”.
Akhirnya
dunia pun mengakui keindahan wayang. UNESCO pada 7 November 2003 menetapkan
wayang sebagai pertunjukkan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah
warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral
and Intangible Heritage of Humanity). Sebenarnya, pertunjukan boneka tak
hanya ada di Indonesia. Banyak negara memiliki pertunjukkan boneka. Namun,
pertunjukkan bayangan boneka (Wayang) di Indonesia memiliki gaya tutur dan
keunikkan tersendiri, yang merupakan mahakarya asli dari Indonesia.
terima kasih. selamat membaca. :)
BalasHapus