Senin, 15 Juli 2013

Gatotkaca Gandrung #2

Gegarane Wong Akrami.
dudu banda dudu rupa.
amung ati pawitane.
luput pisan kena pisan.
yen gampang luwih gampang.
yen angel-angel kelangkung.
tan kena tinambok arta.

            

Setelah mengalami perenungan panjang mengenai kelanjutan rasa cintanya, Gatotkaca pun akhirnya bersikap. Ia memutuskan untuk membangun sebuah cinta dengan seorang wanita yang sama sekali belum dia kenal.  Tetapi dia yakin, tatapan mata yang kala itu berhasil meluluhkan segala kekuatannya adalah sosok yang tepat untuk menemani sisa hidupnya.
Tanpa ba bi bu lagi, disingkapkannya kain yang selama ini menutupi tubuhnya. Dengan muka berbinar, Gatotkaca untuk pertama kalinya pergi keluar kamar. Dia mencari sosok tua namun masih kekar, Werkudara, ayah yang sangat dia hormati.
Gatotkaca        : Ayah, bisakah aku bicara sebentar
Werkudara      : Ada apa ngger?
Gatotkaca        : Ayah, dulu kenapa  ayah bisa suka ibunda?
Werkudara pun hanya diam dan tersenyum. Arimbi yang berada di dekat mereka juga ikut mendekat. Mendengarkan suara hati anak semata wayangnya yang sudah beranjak dewasa.
Arimbi              : Jadi kamu sudah yakin dengan orang yang baru pertama kali kamu jumpa? Kamu belum  pernah ngobrol kan sama? Bagaimana kalau semisal dia wanita yang nggak baik-baik?
Gatotkaca          : Aku yakin ibu. Sangat yakin. Tolong lamarkan dia untukku.
Werkudara      :Baik kalau begitu, minggu depan kita berangkat ke Madukara. Berdoalah nak. Semoga Dewa bersamamu.

Rencana pernikahan antara Gatotkaca dan Pergiwa putri harjuna sudah menyebar ke seantero jagad pewayangan. Kabar tersebut juga smpai ke Kerajaan Hastina, tempat kediaman para wangsa Kurawa.  Menanggapi berita rencana pernikahan tersebut, digelarlah pertemuan agung di Kraton Hastina Pura. Hadir dalam pertemuan tersebut Prabu duryodana, Patih Sengkuni, dan Resi Durna. Mereka membahas tentang cara agar pandawa bisa dilenyapkan. Resi Durna memberi usul memecah belah Pandawa dengan mengawinkan putra mahkota kerajaan Hastina, Raden Lesmana dengan Pergiwa mendahului Gatotkaca. Dengan harapan Werkudara akan marah dan membunuh adiknya Arjuna. Rencana lengkap pun dipersiapkan.
Tersebutlah rombongan pelamar dan manten Hastinapura pun berangkat. Lengkap dengan pasukan dan segala macam jenis umbul umbul kebesaran dan simbol pernikahan. Sesampainya di Madukoro, Resi Durna yang berbicara dan merayu Arjuna. Dengan segala tipu muslihat liciknya, akhirnya Arjuna tak kuasa menolak mereka. Lamaran Hastinapura diterima. Lesmana akan segera disandingkan dengan Pergiwa. Kemudian utusan ke Jodipati dikirim untuk mengbarkan bahwa lamaran Gatotkaca ditolak. Sedangkan rombongan pengantin Hastina dipersilahkan menginap di Madukara.
Di jodipati, Punakawan datang membawa kabar penolakan lamaran. Werkudoro yang tadinya tampak segar tiba tiba langsung diam dan tiduran di halaman kadipaten. Sementara Gatotkaca tampak sangat kecewa. Dia terus dihibur oleh Punakawan. Petruk juga berjanji bahwa dia akan berusaha mempertemukan cinta mereka berdua kembali. Gatotkaca hanya terdiam mendengar celoteh abdinya tersebut. Baginya, hidup ini sudah tak ada artinya. Baru pertama kali merasakan desiran aneh di hatinya kok sekarang sudah keduluan dengan orang lain. Gatotkaca memilih mengurung diri di kamar.
Saat dia tertidur, dia bermimpi pergi ke Madukara bersama Petruk. Mereka menyelinap ke Kaputren. Tempat Pergiwa tinggal. Petruk bertugas menjaga diluar. Sementara Gatotkaca masuk ke dalam menemui Pergiwa..
Gatotkaca      : Apakah benar berita bahwa adi Pergiwa akan menikah dengan kakang Lesmana?
Pergiwa          : Benar berita itu kakang Gatotkaca
Gatotkaca      : Apakah adi Pergiwa menerima lamaran dari kakang Lesmana?
Pergiwa         : Iya.
Gatotkaca      :Kalo begitu aku ikut bahagia, sebagai hadiah terimalah jantungku (Gatotkaca menyabut keris)
Kemudian Gatotokaca ditampar oleh Pergiwa dengan buku. Pergiwa mengaku bahwa dia cuma menguji kecintaan Gatotkaca. Dia menyatakan bahwa dia menerima lamaran karena mengikuti kehendak ayahnya.
Lalu Gatotkaca terbangun. Tanpa ia sadari dia telah berlinang air mata. Ibunya yang mendengar isak tangis Gatotkaca langsung menghampiri anak semata wayangnya. Arimbi memeluk Gatotkaca penuh kasih sayang.
Sementara itu di Madukara, saat persiapan pernikahan Lesmana dan Pergiwa hampir selesai, datanglah Prabu Kresna. Prabu Kresna langsung menemui Arjuna. Mereka tampak berdiskusi 4 mata di pojok ruangan.
Kresna          : Dhimas Arjuna, benarkah semua berita yang aku dengar selama ini.
Arjuna           : Benar kakang.Minggu depan mereka menikah.
Kresna         : Aku ikut bahagia. Tetapi sebagai seorang kastria dan seorang ayah. Nampaknya kamu telah melupakan  sesuatu hal yang sangat penting.
Arjuna pun kaget. Dia sekarang nampak lebih serius mendengar cerita dari Prabu Kresna. Bagi dia, Kresna adalah sosok yang sangat bijaksana. Dialah pemilik ajaran Hastabrata secara paripurna.
Kresna          : Dhimas boleh-boleh saja menikahkan putrimu dengan siapa saja. Tapi apakah dhimas sudah meminta pertimbangan putrimu? Dia yang nanti akan menjalankan pernikahan ini. Kita sebagai orang tua hanya bisa mendoakan yang tebaik. Begini dhimas, bukannya kakanda ingin mengintevensi keputusan dhimas. Tapi kakanda ingin mengingatkan dhimas akan pentingnya musyawarah. Jangan termakan egoisme pribadi. Kakanda tak mau murka Dewata menghampiri dhimas karena keegoisan.
Arjuna pun semakin bingung. Dia merasa serba bersalah. Tak tau harus berbuat apa.



nuwun..

3 komentar:

  1. penasaran kira2 ini sumber ceritanya darimana yaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. mau tau aja apa mau tau banget??

      Hapus
    2. dari lakon gatotkaca gandrung dengan sedikit penyesuaian gan :)

      Hapus