Rabu, 18 September 2013

Lebih Dari Sekedar Berkurangnya Usia

Hari ini bukan hari senin yang berbeda bagiku, masih dengan hari senin yang seperti biasanya dimana Skills Lab dan diskusi tutorial telah menanti beberapa jam lagi. Masih berkutat dengan BRK dan blog tutorial bekas pastinya. Mungkit ada sedikit pembeda karena sejak pukul 00.00 beberapa SMS bersahutan berebut masuk kedalam ponselku, dan juga tadi pagi sekitar pukul 03.40 keluargaku dirumah menelpon, beberapa ucap kata dari orang tuaku yang begitu mengharukan. Orang tua dimana-mana sama, sayang sekali terhadap anaknya dan berharap anaknya bisa memberikan yang terbaik untuk mereka kelak, begitupun orang tuaku dengan berjuta ekspektasi hidup yang menggantung dipundakku. Maklum, aku tahu aku satu-satunya harapan mereka, semua beban pembuktian ada di aku jadi tak heran beliau berdua begitu menyayangiku.
Sampai dikampus masih dengan ponsel yang terus bergetar, kadang bingung mau membalas seperti apa, bagitu mengharukan membaca puluhan SMS yang masuk pagi ini. Tak mau kalah ramai di media kicau 140 karakter burung-burung milik kawanku pun berkicau merdu di kolom mention, momen-momen seperi ini selalu membuatku haru. Belum lagi ucapan-ucapan langsung dari setiap orang yang lewat, dari para calon sejawatku di kampus. Ya pagi ini dimulai dengan Skills Lab pemeriksaan THT dan dilanjutkan dengan diskusi tutorial di ruang 7, seusai sesi diskusi aku diboyong keruang sebelah, ruang 6. Sejawat tutorialku tahun kedua sudah berbaris rapi menyusun semua kisah ini, Diva, Gaby, Desy, Sheila, Dina, Naila, dan Ata yang sudah menyiapkan hal baru hari ini untukku, Arifa, dan Sani. Kue tart coklat penuh krim dan kepingan coklat yang siap menggagalkan program dietku hari ini. Ditambah dengan angka 60 yang berarti penjumlahan usia kami bertiga. Mereka begitu baik, rela mengingat hari ini meski masih banyak materi akademik yang juga harus mereka ingat, padahal aku sendiri terkadang lupa hari jadi mereka kalau tak ditandai dengan brownies Amanda di meja tutorial mungkin aku tak pernah ingat hari itu hari bahagianya.

Sholat dhuhur siang ini di kampus pun terasa sedikit berbeda, masih dengan jabat tangan dan ucap doa ditempat wudhu, bahkan beberapa dari mereka aku tak tahu, namun tetap haru masih menyelimuti dan bertanya dalam hati, apakah sebegitu banyak orang yang menyayangiku?
Selain pengulangan ucap selamat dan doa hari ini banyak yang bertanya pula padaku,”eh ‘dia’ udah ngucapin belum?”. Pertanyaan yang sulit dijawab, bukan berarti aku tak mau menjawab hanya saja bingung siapa yang mereka maksud dengan ‘dia’. Begitulah namanya hari jadi, pasti ada saja momen yang dikaitkan dengan jodoh, itu yang kupahami. Pertanyaan yang muncul disekitar hari jadi juga tak pernah jauh dari masalah asmara, dulu waktu SMA selalu dengan pertanyaan ”Ciee yang lagi ultah, kapan punya pacar baru?” dan sekarang kuliahpun masih dengan pertanyaan yang hampir sama “Ciee yang lagi ultah, kapan nikah?”. Pertanyaan sesat di hari paling menyesatkan bagiku, selalu mikir kalau ditanya yang kayak begini. Ya boleh jadi mungkin aku menanti beberapa ucapan dari beberapa orang, tapi bagiku tak ada pun tak masalah sebenarnya.
Sore ini ada dua rapat besar, rapat besar baksos Scalleni dan rapat besar Osmaru Fakultas. Sejenak aku bergabung dengan kawan-kawan sejawat satu angkatan lalu berlanjut menuju kampus mesen untuk bergabung dengan keluargaku yang lain di BEM. Rapat sore ini sedikit tegang dengan posisi acara yang kurang dari 1 minggu lagi, sedikit tegang namun so far so good, BEM bagiku memang benar-benar super team organisasi disini. Eh tiba ada momen-momen aku maju kedepan di suguhi kue-kue unyil dengan lilin yang susah sekali dimatikan. Entah lilin apa yang dipakai ini, setelah mati nyala apinya bisa hidup lagi, ah jadi ingat kawan-kawan di BEM, padam sejenak namun selalu membara kembali, semangat juang mahasiswa yang tak pernah padam. Disini aku benar-benar dipaksa untuk menahan semua air mata tumpah, speechless dengan semua kejadia di ruang serba guna kampus mesen ini. Beberapa patah kata untuk keluarga harmonisku nampaknya hanya secuil ungkapan yang keluar dari hati, masih banyak yang mengganjal dan tak terungkapkan.

Masih belum puas membuatku menahan air mata yang akan keluar, ternyata mereka masih membedakiku dengan tepung dn air. Kulitku yang sudah putih ini jadi semakin putih yang tak berarti membuatku semakin terlihat cakep, terlihat tak karuan lebih tepatnya. Tapi bagiku ini adalah tepung cinta dan air kasih sayang dari mereka.

Malam ini aku ingin tidur sejenak menikmati segala lelah hari ini, senang sekali rasanya melihat momen-momen yang berarti dalam hidupku.
Pagi menjelang, seperti rutinitas biasanya hari selasa ini ada kuliah. Dan seperti biasanya di kamar mandi aku harus menghabiskan satu album lagu Afgan. Baru sempat menyanyikan dua lagu, terdengar ketuk pintu yang suaranya tak asing lagi bagiku, Bima, cowok paling macho nomor dua dikelompok tutorial setelah aku. Benar-benar menganggu sesi rekamanku pagi ini. Demi menuruti permintannya aku segera berganti pakaian dan keluar, sedikit curiga. Nah ternyata kecurigaanku benar, aku telah membuat kejutan untuk orang-orang yang akan mengejutkanku, tak lain dan tak bukan Bima sendiri lah otak dari semua skenario ini. Tapi bagiku mereka tetap manis dengan skenario miris pagi ini. Ingin menangis haru namun hanya bisa mringis melihat kekocakan pagi ini. Ah tapi terima kasih banyak untuk semua momen dan tumpeng nasi kuning yang telah kalian persiapkan, para rekan sejawat. Bima dengan skenario gagalnya, Indah dengan omelan-omelannya ke Bima pagi ini, Medita yang dengan polosnya, Omi yang paling kayak ibu-ibu, Dyon yang udah merelakan dateng kuliah telat, Ais dengan kesesatan obrolannya, Vici yang gak bisa berhenti ngomong kecuali udah ada nasi dimulutnya, Azah yang gak mau minum es teh pagi ini, Ayu yang udah makan banyak tapi tetap kurang gizi, dan Fika yang pagi ini masih ada kesibukan lain. Yang pasti kalian semua luar biasa, manis banget.

Terima kasih untuk orang-orang yang telah menyayangiku, bahkan aku disini tak pernah peduli dengan tanggal 9 September ini. Tapi kalian masih peduli, masih mau mengingat. Meski usia yang berkurang dan kematian yang makin dekat menghampiri, tapi kasih sayang kalian akan tetap terasa sampai aku mati.

2 komentar:

  1. Maka ucapkanlah rasa syukur atas semua ini karna Masih banyak orang2 yg menyayangi mu. Hidup ini indah.
    Selamat ulang tahun pak dokter :-)

    BalasHapus