Kamis, 26 Desember 2013

Merangkai Kata Bahagia


Setengah 6 pagi. Saat tiba-tiba saya terjaga karena berisiknya teriakan seorang kawan. Masih sangat lelah saya rasakan. Semalaman saya melembur pekerjaan yang baru ditugaskan untuk periode setahun kedepan. Namun bagi saya, secapek apapun, harus ada tempat untuk seorang kawan. Karena ketika kita memberikan tempat untuk mereka, artinya kita memberi tempat untuk kebahagiaan.

Setengah sadar saya beranjak dari mushola. Tempat ini memang paling nyaman untuk tidur selepas subuh. Bagaimana dengan hotel berbintang 5? Saya fikir tak lebih nikmat daripada tidur di mushola. Di satu sisi, itu yang saya yakini. Di sisi lain, saya memang belum pernah tidur di hotel berbintang 5. Haha.

Agenda pagi itu adalah main bola. Hampir dua kali seminggu saya main bola. Pertama karena hobi, kedua karena berdasarkan ilmu yang saya pelajari, olahraga itu meningkatkan hormon endorphin, hormon kebahagiaan. Lihat saja yang tidak pernah olahraga, wajah nya pasti tak secerah pecinta olahraga.

Seperti biasa, pekerjaan memeras keringat selalu menghabiskan banyak waktu. Satu setengah jam sudah cukup membuat kami kehabisan nafas. Selesai satu pekerjaan, maksimalkan pekerjaan berikutnya. Begitu kata Allah dalam kitabNya. Maka selepas di lapangan, pertandingan kami lanjutkan ke warung makan. Dan ini tak kalah seru. Karena yang pertama, kami pasti akan mengobral tawa. Kedua, kami akan menjadi guru yang baik bagi si empunya warung. Dan materi yang kami ajarkan adalah tentang kesabaran. “mas, teh anget 1, air putih 1”. Mas-mas yang ramah ini pasti bilang “oke mas”. Tak lupa dia tersenyum, semanis mungkin. Satu jam kemudian, masih dengan senyuman, mas-mas ini pasti bilang “sudah mas?”. Namun bedanya, senyuman kedua ini tidak dicampur gula.

Tak jelas siapa yang memulai, tema pembicaraan kami pagi itu adalah kebahagiaan. Dimulai dari mensyukuri keberadaan kami di pondok, bercerita tentang kekonyolan-kekonyolan yang kami lakukan bersama, dan tentunya, rasa kasihan kami kepada saudara-saudara kami yang tidak pernah merasakan keadaan ‘senikmat’ kami. Kami memang tidak punya banyak mobil untuk dipakai bergantian ke kampus tiap hari, bahkan ada sahabat kami yang tak punya kendaraan lain kecuali kedua kakinya. Ada pula yang harus naik angkot ke kampus karena jarak memang cukup jauh. Kami memang tak punya gadget mahal dengan Operating System yang selalu baru.

Untuk saat ini, kami memang tak punya itu semua. Tapi kami tahu bagaimana cara membuat teman kami tersenyum. Kami tahu apa yang harus kami lakukan saat sahabat kami bersedih. Pun kami tahu bagaimana cara tersenyum saat kami sedang bersedih. Kami tahu apa itu bahagia. Kami tahu bagaimana mendapatkannya, dan bagaimana memberikannya pada sahabat-sahabat kami.
Sampai akhirnya, kami sampai pada sebuah kesimpulan.

Kebahagiaan, adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk mempertahankan kebutuhan lain. Kita punya banyak sekali kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan akan pujian, kasih sayang, harta, kekayaan, dan kebutuhan duniawi lainnya. Semua harus terpenuhi. Dan sesuai fitrah manusia, setelah terpenuhi, mereka akan menambah. Setelah bertambah, mereka akan menumpuk. Begitu seterusnya. Kadar kepuasan mereka akan bertambah seiring dengan banyaknya harta yang berhasil mereka kumpulkan.

Namun ketika semua ruang untuk kebutuhan dunia dalam dirinya telah terpenuhi, dan mereka tersadar bahwa ruang kebahagiaan itu ternyata masih kosong, mereka hanya akan mencari cara bagaimana menukar semua yang dia miliki untuk mengisi ruang kosong dalam kehidupannya.     
Kebahagiaan adalah nilai tukar yang harus ada untuk menikmati kebutuhan lain yang telah terpenuhi. Dalam hal harta misalnya. Saat uang kita banyak, hanya kebahagiaan yang bisa membuat kita mengerti bahwa uang banyak itu adalah nikmat. Pun sebaliknya, hanya kebahagiaan yang bisa membuat kita menyadari bahwa uang sedikit itu bukanlah kiamat.

Suatu saat ketika kami juga punya ‘dunia’ semewah itu, kami tak perlu lagi mencari cara untuk mendapatkan kebahagiaan. Karena saat ini, kami tahu bagaimana caranya.





1 komentar: