Sabtu, 01 Juni 2013

Filsafat : Sebuah Seni Melihat Kehidupan Secara Lebih

Sebuah hasil renungan penulis yang telah cukup lama tersimpan
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.
Dalam kehidupan sehari-hari, filsafat dapat bermanfaat sebagai dasar dalam bertindak, dasar dalam mengambil keputusan, untuk mengurangi salah paham atau konflik, dan untuk menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.
Dalam filsafat Jawa, hakikat kebenaran lebih berorientasi kepada olah rasa, yaitu sari rasa jati - sarira sajati, sari rasa tunggal - sarira satunggal. Berpangkal tolak dari ketajaman spiritual tingkat tinggi ini, maka filsafat Jawa dapat mengantarkan seseorang menjadi pribadi adimanusiawi. Segala hal yang berkaitan dengan owah gingsiring jaman dipandang dalam perspektif batiniah yang bener-pener dan genep-genah. Semua itu terangkai dalam paduan harmoni cipta, rasa, dan karsa.
Manusia yang berjiwa agung tidak akan kaget atas segala perubahan sosial yang terjadi. Itu karena dirinya sudah pana pranaweng kapti, tan samar pamoring suksma, sinuksmaya winahya ing ngasepi. Hatinya selalu terang benderang. Pambukane warana, sinimpen telenging kalbu, tarlen saking liyep-layaping aluyup. Sehingga layar kesadarannya akan memantulkan aura kewibawaan, kesabaran, dan kebijaksanaan.

0 komentar:

Posting Komentar