Rabu, 20 Maret 2013

Prosa : Kaca Yang Berdebu

            Kali ini saya akan memparafrasekan sebuah syair lagu yang menurut saya liriknya amat sangat sederhana namun pemaknaannya yang holistik membuat kita benar-benar berpikir bagaimana kita selayaknya memperlakukan ciptaan Allah yang paling indah. Dan kebetulan sekali ini adalah salah satu lagu favorit saya, judulnya adalah “Kaca Yang Berdebu” yang diambil dari album “Bahasa Jiwa” dan Maidany sebagai Munsyidnya.
           Pertama kita kaji dulu kenapa diambil judul “Kaca Yang Berdebu”? Wanita adalah salah satu ciptaan-Nya yang dijadikan indah di mata kita oleh Allah SWT, sebegitu indahnya diibaratkan sebuah kaca yang bening dengan hakikat wanita itu memang suci dan benar-benar amat sangat suci. Namun wanita tetaplah manusia biasa “Al-insaanu makhalul khoto’ wan nisyaan” yang juga bisa berbuat salah dan ini diibaratkan debu yang menempel di kaca bening tersebut. Next, kita langsung masuk ke syair.

Ia ibarat kaca yang berdebu
Jangan terlalu keras membersihkannya
Nanti ia mudah retak dan pecah

Ia ibarat kaca yang berdebu
Jangan terlalu lembut membersihkannya
Nanti ia mudah keruh dan ternoda
Wanita diibaratkan kaca bening yang pada hakikatnya suci, namun juga bisa menjadi berdebu karena kesalahan-kesalahan atas dirinya sendiri. Karena terlalu lembut dan rapuh, tak semua pria berhak dan bisa membersihkannya. Hanya yang berhak dan hanya yang sudah halal yang boleh menyentuh dan membersihkannya. Namun ingat membersihkan hati wanita itu ada caranya, ketika engkau membersihkannya dengan cara yang sedikit keras wanita tak akan mampu menerima caramu, dan mungkin ia malah tersinggung dan menjauh darimu karena caramu yang tak ia suka. Namun jangan pula kau bersihkan  ia dengan usapan dan bilasan yang terlalu lembut, karena mungkin ia nantinya akan mudah hilaf akan nasihat-nasihatmu dan masuk ke dalam lubang yang sama.

Ia bagai permata keindahan
Sentuhlah hatinya dengan kelembutan
Ia sehalus sutera di awan
Jagalah hatinya dengan kesabaran
Kau tahu seindah apa wanita? Bahkan menurut saya ia jauh lebih indah dari permata keindahan. Dan permata-permata indah itu hanya bisa disentuh dengan kelembutan yang mengalir syahdu. Dan kau bisa bayangkan kain selembut sutera dan benda dilangit apalagi yang selembut dan seputih awan. Maka tak ada hal lain yang dapat menjaga semua keindahan itu selain dengan kesabaran, ketelatenan, dan keistiqomahan. Itu yang banyak pria lupakan.

Lemah-lembutlah kepadanya
Namun jangan terlalu memanjakannya
Tegurlah bila ia tersalah
Namun janganlah lukai hatinya
Di syair sebelumnya sudah saya paparkan betapa lembutnya jiwa seorang wanita itu, dan tak ada yang paling pantas untuk sesuatu yang lembut selain perlakuan yang lembut pula. Namun ingat jangan terlalu lembut dan jangan sampai terlalu memanjakannya karena kemanjaan itu hanya akan menciptakan wanita yang tak tegar. Tetap tegas dan ingatkan apabila ia bersalah dan jangan membiarkan semua kesalahannya begitu saja, karena sebenarnya wanita suka apabila ia diingatkan akan kebaikan apalagi oleh orang yang dicintainya. Ketegasan kata yang keluar dari mulut pria pun juga ada etika dan normanya, jangan sampai kata-kata yang keluar terlalu tegas malah meyakitinya.

Bersabarlah bila menghadapinya
Terimalah ia dengan keikhlasan
Karena ia kaca yang berdebu
Semoga kau temukan dirinya
Bercahayakan iman
Ada sebuah pepatah Arab yang sangat kental dipikiranku hingga saat ini “Ash-shobru yu’inu ‘ala kulli amalin” Kesabaran itu menolong setiap apa-apa yang kita lakukan, termasuk ketika kita menjaga bidadari paling lembut ini. Sabar dengan penerimaan atas dirinya, sabar atas tingkah lakunya, sabar atas tutur katanya, dan segala macam bentuk sabar. Seberapapun debu yang ada pada dirinya, seorang pria sejati mau tak mau wajib membersihkannya. Dan ketika kelak ia sudah benar-benar bersih maka tak ada yang lebih bersih selain kau temukan wanitamu yang bercahayakan iman.

“Jika ada lelaki yang hebat maka tanyakanlah siapa wanita disampingnya. Jika sementara ini disamping ku masih ada ibuku, mungkin suatu saat tak lain ‘dia’ adalah engkau

2 komentar:

  1. ada yang bilang syair ini adalah diciptakan untuk seorang Ayah kepada Anak Perempuannya

    BalasHapus