Rabu, 20 Maret 2013

Untukmu, sahabatku

"Orang sukses bertahan lebih lama dari yang dia mampu. Orang gagal menyerah lebih cepat dari yang bisa dia lakukan"
          Memang tak mudah berada dibawah. Melihat yang lain terbang dengan  sayap kecemerlangan, seakan menjadi cuka bagi hati kita yang tengah terluka. Memang tak mudah berada di belakang. Melihat yang lain berlari jauh didepan, membuat kita berfikir, andai saja kita tak menjadi bagian dari persaingan.
       Namun semuanya telah berjalan, kawan.. maka dalam kondisi ini, ada pilihan yang harus diputuskan. Lanjutkan perjuangan dengan 2 kemungkinan : mati atau menang, atau mundur dengan 2 kepastian: aman, tapi kita menjadi pecundang.
        IP atau nilai (mark, bukan value)bukan ukuran kesuksesan, kawan.. memang itu sekarang penting, dan harus diusahakan. Tapi jangan sampai, potensi kita tertutupi hanya karena -maaf- ambisi kita untuk mengejar bulatan angka-angka  yang disebut IP. Saya sedikit tersadar ketika ada yang mengatakan pada saya sebuah hal. “jangan pernah bersedih dengan pencapaian bulatan angka-angka itu. Karena setahuku, mama-papa hanya berdoa agar ilmu mu bermanfaat. Tidak lebih.”. penting mana, IP baik dan kebermanfaatan ilmu ? jawabnya, sama-sama pentingnya. Tapi andai hanya ada dua pilihan, saya akan memilih yang kedua.  Karena sekarang, kawan.. kita sedang masuk dalam sistem penilaian kampus. Tak ada ke-objektivan sempurna didalamnya. Tidak semua hal akan berjalan linear. Kemampuan kita yang menurut kita sudah pantas untuk mendapat nilai A, bisa saja hanya keluar nilai B. Lalu, bagaimana kita menyikapinya? Mainkan peran, kawan. Mainkan peran kita. Saat berada dibawah, mainkan peran sebagai orang sabar. Terus berusaha untuk bangkit. Saat berada diatas, mainkan peran sebagai orang yang bersyukur. Pertahankan agar kita terus berada disana.

      IP memang penting untuk saat ini, tapi dinamika kampus hanya akan melahirkan orang-orang hebat yang sejak dibangku perkuliahan bukan hanya mampu mengukirkan namanya pada bulatan angka-angka itu. Tapi dia yang mampu mencatatkan sendiri namanya pada aspek yang jauh lebih rumit. Kepemimpinan, spiritual, kedewasaan, dan pembuktian bahwa ilmunya mampu bermanfaat bagi orang disekitarnya sebelum selesai masa studinya,  itu jauh lebih berharga dari sekedar tertuangnya tinta hitam diatas lembaran kertas putih.

        Dan agaknya kita sepakat, nama-nama besar yang sekarang mendunia dan menyejarah, bukanlah mereka yang “selalu cemerlang ” dalam bidang yang dia tekuni, tapi dia yang selalu berjuang melawan kekurangannya agar dunia tak hanya mencatatat namanya sebagai figuran dalam sebuah ajang. Dan itu tak mudah. Dan itu tak seperti merebus air yang akan mendidih hanya dengan kita tunggui. butuh kerja keras untuk mendapatkannya.

      “Bangkit sebanyak engkau gagal”, jauh lebih indah dari “tidak pernah merasakan kegagalan”. Karena setiap keringat yang keluar dalam rangkaian perjuanganmu, adalah bukti bahwa engkaulah orang yang PALING PANTAS untuk bercerita tentang perjuangan dan kesuksesan. Karena kaulah aktornya. Karena kau sendiri yang pernah memperjuangkannya.   

      Kegagalan yang kau dapatkan di masa lalu, biarkan ia terkubur dalam sebuah kenangan. Mungkin ada beberapa orang yang masih mengenangnya. Tapi masa depanmu.. raihlah dia dengan usaha terbaikmu.. karena dunia akan mengenangnmu dengan itu.

         Brother..kita tahu, nama Edison akan tertap besar hingga akhir kehidupan nanti. Walau kita juga tahu, lampu buatan Edison mungkin tak lagi dipakai. Karya yang benar-benar lahir dari tangannya mungkin tak lagi digunakan. Karena memang bukan karena lampu Edison menjadi hebat. Karena memang bukan dengan lampu dia menginspirasi dunia. Namanya menyejarah karena kegagalannya. Dia menginspirasi dunia karena kerja kerasnya. Andai Tuhan tak pernah menciptakan kegagalan untuknya, dan andai Edison memilih untuk tidak bekerja keras menjawab tantangan Tuhan, namanya mungkin hanya akan dikenang sebagai ilmuwan. Bukan ilmuwan besar.



        Maka kesimpulannya, saudaraku, agar dunia menuliskan nama kita diatas prasasti sejarah, kita memerlukan 2 hal : kegagalan dan perjuangan. Dan jika saat ini kita mendapatkan yang pertama, bersyukurlah.. karena kita tinggal menyiapkan yang kedua untuk mendapatkannya..

        Sekali lagi, orang sukses bertahan lebih lama dari yang dia mampu. Orang gagal menyerah lebih cepat dari yang bisa dia lakukan.

           Selamat berjuang, aku tahu apa yang kamu rasakan saat ini.. walau mungkin tak ada waktu untuk bertemu dan bercerita seperti dulu. Tapi sepertinya, sudah menjadi peranku berada dibelakang sahabat-sahabatku saat mereka membutuhkanku persis saat mereka dibelakangku ketika aku membutuhkannya.

0 komentar:

Posting Komentar